Berita SIREKA

BAPPEDA PROVINSI JAWA TENGAH DISEMINASIKAN INOVASI REKAYASA TEKNOLOGI MESIN PENGHASIL PAKAN TERNAK DAN KOMPOS DI KABUPATEN BLORA

Dirilis pada: 2022-12-13 15:33:05

Kab. Blora – Indonesia merupakan negara agraris dengan potensi pertanian yang besar sekaligus menjadi modal utama dalam menopang kesejahteraan dan perekonomian bagi masyarakat. Sebagian besar komoditas pertanian berbentuk bahan makanan yang dapat dikonsumsi, baik secara langsung maupun melewati proses pengolahan. Salah satu komoditas pertanian dengan produktivitas yang tinggi adalah beras. Berdasarkan Survei Kerangka Sampel Area (KSA) oleh Badan Pusat Statistik pada tahun 2022, per akhir Bulan Oktober, luas total panen padi di Indonesia mencapai 10,61 juta hektare. Luas total panen naik sekitar 0,2 juta hektare jika dibandingkan dengan tahun 2021. Dengan adanya peningkatan luas panen tersebut, produksi padi nasional dalam bentuk gabah kering giling (GKG) diperkirakan akan mencapai 55,67 juta ton. Meningkat 1,25 juta ton dibandingkan produksi tahun 2021 yang sebesar 54,42 juta ton.

Besarnya produktivitas tersebut berpengaruh pada meningkatnya produk sampingan tanaman padi yang berbentuk jerami. Jerami adalah produk berupa tangkai dan batang tanaman serealia yang telah kering setelah biji-bijiannya dipisahkan. Sejatinya jerami bukanlah limbah, melainkan produk sampingan yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai hal. Namun sebagian besar petani menganggap jerami merupakan limbah pertanian. Sehingga setelah proses pemanenan dan perontokan, jerami kemudian dibakar. Kegiatan pembakaran jerami di lahan persawahan dalam jangka panjang akan berdampak pada kondisi tanah yang semakin tandus dan produktivitasnya semakin menurun akibat berkurangnya unsur hara pada tanah serta matinya mikroorganisme penyubur tanah. Selain itu, kebiasaan pembakaran jerami di lahan persawahan juga menimbulkan permasalahan lain, diantaranya adalah peningkatan polusi dan pencemaran udara yang mengganggu aktifitas masyarakat.

Berangkat dari permasalahan tersebut, Bappeda Provinsi Jawa Tengah menginisiasi adanya inovasi perekayasaan teknologi berupa seperangkat alat yang dapat mengolah produk sampingan maupun limbah pertanian menjadi produk yang lebih bermanfaat, antara lain berupa pakan ternak dan pupuk kompos. Hasil perekayasaan teknologi itu diberi nama Mesin penghasil Pakan Ternak dan Kompos. Mesin ini merupakan hasil kolaborasi antara Bappeda Provinsi Jawa Tengah dengan Bapak Suritno, Inovator KRENOVA asal Kabupaten Batang.

Inovasi ini didiseminasikan di Desa Wado, Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora pada hari Kamis, 8 Desember 2022. Acara diseminasi rekayasa teknologi Mesin penghasil Pakan Ternak dan Kompos dihadiri oleh beberapa unsur antara lain Bappeda, Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan dan Perikanan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Blora, Camat Kedungtuban yang diwakili oleh Sekretaris Kecamatan, Kepala Desa Wado, serta perwakilan kelompok tani dan peternak Desa Wado. Acara diseminasi diselenggarakan di Balai Pertemuan Desa Wado.

Acara diawali dengan sambutan selamat datang dari Kepala Desa Wado, Bapak Agung Supriyanto dengan menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan yang diberikan Bappeda Provinsi Jawa Tengah. Beliau menjelaskan bahwa bantuan tersebut akan sangat berguna bagi Desa Wado dikarenakan besarnya potensi pertanian dan peternakan yang ada disana. Dalam satu tahun, petani di Desa Wado mampu menanam padi hingga 3 kali. Frekuensi penanaman tersebut mempengaruhi banyaknya jerami padi yang dihasilkan pasca pemanenan. Dengan adanya bantuan Mesin Penghasil Pakan Ternak dan Kompos, petani dapat memiliki opsi untuk mengolah jerami menjadi produk yang mereka inginkan, baik berupa kompos maupun pakan ternak. Melihat banyaknya hewan ternak di Desa Wado, khususnya Kambing, maka para petani dan peternak bisa berkolaborasi untuk menciptakan pakan ternak melalui mesin ini. Dengan begitu jerami padi tidak akan terbuang secara sia-sia.

Kemudian acara dilanjutkan dengan sambutan dari Bappeda Kabupaten Blora yang disampaikan oleh Kepala Bidang penelitian dan Pengembangan, Bapak Teguh Wiyono, ST, MT. Beliau menyampaikan bahwa Bappeda Kabupaten Blora memberi perhatian pada segala inovasi dan rekayasa teknologi yang dihasilkan Bappeda Provinsi Jawa Tengah. Bappeda Kabupaten Blora berniat untuk melakukan duplikasi dan replikasi terhadap teknologi yang bermanfaat dan memberikan dampak langsung untuk kemudahan dan perekonomian masyarakat. Beliau berharap dengan adanya bantuan Mesin penghasil Pakan Ternak dan Kompos dapat mendorong kegiatan pertanian dan peternakan sehingga berdampak pada peningkatan ekonomi di masyarakat.

Selanjutnya acara dilanjutkan dengan sambutan oleh Kepala Bappeda Provinsi Jawa Tengah yang diwakili oleh Sub Koordinator Perekayasaan Bidang Inovasi dan Teknologi, Bapak Drs. Indiarto Edi Cahyono, MM. “Perekayasaan dan pemanfaatan teknologi harus didorong dan dikembangkan terus menerus supaya kita tidak tertinggal dari negara lain. Bukan tidak mungkin di masa yang akan datang teknologi yang dihasilkan akan semakin canggih. Kita harus siap untuk beradaptasi terhadap perkembangan” jelas Pak Indiarto. Beliau juga menjelaskan bahwa pada tahun 2022 Bappeda Provinsi melalui Sub Bidang Perekayasaan juga telah mengembangkan berbagai inovasi lain, antara lain berupa Mesin Kristalisasi Gula Semut, Mesin CNC Router, Elwasi, Mesin Serut Bambu 4 in 1, Mesin Pengolah Bawang 3 in 1 dan 2 buah Drone Pertanian dengan Drone V1 berupa penyemprot pupuk atau pestisida dan Drone V2 berupa penebar granula.

Memasuki acara inti yaitu paparan dan penjelasan teknis terkait Mesin penghasil Pakan Ternak dan Kompos oleh Bapak Suritno. Beliau menyampaikan bahwa mesin ini merupakan pengembangan dari mesin trash composter yang sebelumnya hanya dapat mengolah sampah organik dalam skala rumah tangga. Pengembangan mesin tersebut menjadi Mesin penghasil Pakan Ternak dan Kompos merupakan ide dan dorongan dari Bappeda Provinsi Jawa Tengah untuk menghasilkan solusi terhadap permasalahan terkait pengolahan limbah pertanian. Bapak Suritno juga menambahkan bahwa dengan adanya teknologi baru ini, masyarakat diharapkan mau untuk mempelajari dan mampu menyesuaikan. Karena permaslahan yang sering dihadapi dalam implementasi suatu teknologi baru adalah enggannya masyarakat untuk beradaptasi. Sehingga pada akhirnya teknologi tersebut terbengkalai dan masyarakat terjebak pada metode yang ketinggalan zaman. Kegiatan diseminasi diakhiri dengan demo cara mengoperasikan Mesin penghasil Pakan Ternak dan Kompos.

Galeri

Video

Tidak Ada Video