BERITA SIREKA

| Semua | Teknologi Terkini | Konsultasi Jabatan Fungsional Perekayasa | Perekayasaan Inovasi Teknologi | Pengembangan Perekayasaan | Business Technology Center | Diseminasi Perekayasaan |

BAPPEDA PROVINSI JAWA TENGAH ADAKAN BUSINESS TECHNOLOGI CENTER (BTC) INOVASI “MESIN PENGOLAH BAWANG 3 in 1” DI SMKN 1 KERSANA, KABUPATEN BREBES

Business Technology Center 1 tahun yang lalu

Kab. Brebes - Pada tahun 2021, Provinsi Jawa Tengah menjadi sentra bawang merah terbesar di Indonesia dengan produksi mencapai 564,2 ribu ton. Sentra bawang merah terbesar di Jawa Tengah berada di Kabupaten Brebes. Daerah ini memberikan kontribusi 18,5% terhadap produksi nasional, atau 57% dari produksi Jawa Tengah. Proses pengolahan bawang merah di lingkungan masyarakat Kabupaten Brebes masih dilakukan secara manual sehingga membutuhkan lebih banyak waktu dan mengurangi produktivitas. Oleh karena itu, BAPPEDA Provinsi Jawa Tengah mengenalkan perangkat inovatif “Mesin Pengolah Bawang 3 in 1” melalui Kegiatan Business Technology Center (BTC) di SMKN 1 Kersana, Kabupaten Brebes pada Kamis (15/12/2022). Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Sekolah, para guru, siswa siswi SMKN 1 Kersana jurusan Tata Boga, Teknik Kendaraan Ringan Otomotif, dan Teknik Pengelasan. Hadir pula perwakilan pelaku usaha pengolah bawang serta Perangkat Daerah di Kabupaten Brebes yaitu BAPERLITBANGDA dan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Brebes. Acara dibuka oleh Kepala BAPPEDA Provinsi Jawa Tengah yang diwakili oleh Kepala Bidang Inovasi dan Teknologi, Bapak Agung Koenmarjono, S.H. Beliau menyampaikan bahwa Bappeda Provinsi Jawa Tengah setiap tahunnya mengadakan lomba inovasi masyarakat melalui Krenova dan penjaringan inovasi. Inovasi masyarakat yang telah melalui seleksi selanjutnya diberikan pendampingan dan inkubasi. Selain itu, inovasi tersebut diterapkan dan direkayasa lebih lanjut untuk dapat memberikan manfaat lebih kepada kelompok sasaran. Kegiatan ini bertujuan mengenalkan dan menerapkan inovasi Mesin Pengolah Bawang 3 in 1 untuk mendorong percepatan dan produktivitas proses pengolahan bawang serta menginspirasi pengembangan berikutnya sesuai dengan kompetensi atau keahlian para peserta kegiatan. Acara dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Bapak Banu Riyowidhardo, inventor Mesin Pengolah Bawang 3 in 1. Beliau memaparkan bahwa Mesin Pengolah Bawang 3 in 1 memiliki keunggulan diantaranya dapat melakukan 3 proses yaitu mengupas, mengiris dan meniriskan bawang dalam satu mesin, ketersediaan komponen mesin mudah ditemukan di pasaran, proses kerja lebih cepat dan kualitan hasil meningkat, mesin dilengkapi dengan proteksi overload panas dan beban, serta bahan yang digunakan terbuat dari stainless steel dan food grade. Kemudain acara dilanjutkan dengan praktek penggunaan Mesin Pengolah Bawang 3 in 1 bersama para peserta. Acara berikutnya yaitu diskusi antar peserta dan narasumber. Masukan dari peserta kegiatan yaitu untuk dapat ditambahkan pengatur waktu dan kecepatan. Komponen dan beberapa bagian alat dapat diganti sesuai dengan kebutuhan. Adanya sparepart mesin di pasaran memudahkan para peserta, khususnya siswa dari SMKN 1 Kersana untuk melakukan pengembangan dan modifikasi pada perangkat ini. Kegiatan ini diharapkan dapat mendorong dan mengembangkan kegiatan wirausaha dengan memanfaatkan inovasi teknologi di lingkungan sekolah.

Baca Lanjutan...

KLATEN JADI LUMBUNG BERAS NASIONAL, PEMPROV JATENG MELALUI BAPPEDA BERIKAN DUKUNGAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI DRONE PERTANIAN UNTUK PENEBARAN PUPUK GRANULA DAN BENIH

Pengembangan Perekayasaan 1 tahun yang lalu

Kab. Klaten – Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian dan penopang pembangunan. Salah satu komoditas andalan pertanian Indonesia adalah padi. produksi beras Nasional pada tahun 2022 diperkirakan mencapai 32,07 juta ton, yang mana lebih besar dari kebutuhan konsumsi beras tahunan yaitu 30,03 juta ton. Meskipun terjadi surplus produksi namun kondisi pertanian di Indonesia masih rentan menghadapi ancaman krisis pangan. Kondisi lahan pertanian dewasa ini semakin menyempit akibat adanya alih fungsi lahan menjadi hunian. Selain itu ketersediaan SDM Petani juga mengalami penurunan, banyak petani berumur 50 tahun ke atas yang masih aktif bekerja. Sedangkan regenerasi petani mengalami kondisi yang stagnan akibat kurangnya minat generasi milenial untuk bekerja pada sektor pertaian. Berbagai kondisi tersebut mengakibatkan produksi pertanian mengalami penurunan di beberapa daerah. Sebagai daerah penunjang ketahanan pangan nasional, Kabupaten Klaten menjadikan pertanian, khususnya beras sebagai sektor unggulan. Dalam rangka mewujudkan Klaten sebagai daerah penunjang ketahanan pangan nasional diperlukan berbagai langkah strategis baik oleh pemerintah pusat, provinsi maupun Kab/Kota untuk bersinergi mempertahankan dan memajukan pertanian di Indonesia. BAPPEDA Provinsi Jawa Tengah melalui Bidang Inovasi Teknologi menginisiasi pengembangan teknologi Drone Pertanian tipe penebar untuk pupuk granula dan benih, sehingga proses penebarannya menjadi semakin efektif dan efisien. Kegiatan kajiterap dilaksanakan di Balai Desa Karangasem, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten pada Senin, 12 Desember 2022. Kegiatan ini dihadiri oleh Perangkat Daerah terkait Kabupaten Klaten, Camat Cawas, Kades Karangasem, kelompok tani, petani milenial dan BUMDes Desa Karangasem. Pada kesempatan tersebut Kepala BAPPEDA Provinsi Jawa Tengah yang diwakili oleh Kepala Bidang Inovasi dan Teknologi, Bapak Agung Koenmarjono, S.H, menyampaikan bahwa salah satu faktor penting dalam mewujudkan ketahanan pangan adalah tersedianya tenaga pertanian yang memadai. Oleh sebab itulah inovasi teknologi seperti ini sangat diperlukan sebagai faktor pengungkit minat generasi muda pada dunia pertanian. Berdasarkan data LIPI (2017) dari 71 % penduduk Indonesia yang bergantung pada sektor pertanian, hanya 3% saja anak petani yang mau meneruskan pekerjaan di sektor pertanian. Minimnya regenerasi petani ini menyebabkan 61% petani yang tersedia di Indonesia berumur 50 tahun ke atas. Oleh sebab itu diperlukan upaya untuk memicu minat generasi muda pada dunia pertanian melalui inovasi dan pemanfaatan teknologi yang lebih modern dan menguntungkan. Di Kabupaten Klaten juga terdapat beberapa inventor yang memiliki inovasi unggulan, seperti teknologi pengolah jerami dan sampah hijauan menjadi pupuk kompos, pakan ternak hingga briket yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Camat Cawas Kabupaten Klaten Drs Muh Prihadi,M.Si menyampaikan bahwa sudah saatnya petani memanfaatkan teknologi modern seperti ini di bidang pertanian. Dengan memanfaatkan teknologi, pekerjaan pertanian menjadi semakin mudah dan murah. Lebih lanjut berharap teknologi ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh kelompok tani di Desa Karangasem dan apabila memungkinkan bisa ditularkan ke Kelompok Tani di desa-desa lain di Kecamatan Cawas, bahkan Kabupaten Klaten secara umum. Kabid Litbang Bappedalitbang Kabupaten Klaten M. Umar Said, S.Hut., M.P.P., M.Eng. menyampaikan bahwa melalui kegiatan ini stakeholder pengampu kepentingan di Provinsi maupun Daerah dapat bekerjasama untuk dapat turut serta mengembangkan teknologi dalam mengoptimalkan potensi lokal sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kepala Desa Karangasem Kecamatan cawas Kabupaten Klaten Surono menyambut baik kehadiran teknologi ini, di desa Karangasem sendiri beberapa petani sudah pernah menggunakan jasa penyemprotan pestisida dengan drone sehingga teknologi ini tidak asing lagi bagi kelompok tani. Namun, beliau juga menyampaikan bahwa selama ini hanya menggunakan jasa dari perusahaan penyewa saja belum ada yang bisa mengoperasikan sendiri. Melalui kegiatan ini diharapkan petani dapat belajar untuk menggunakan drone secara mandiri, dan apabila diperlukan dapat membeli perangkat tersebut secara swadaya ataupun kolektif. Acara dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Ganit Lingga Rantika, Inventor drone pertanin Rindan V2 dari Kabupaten Temanggung. Drone penebar pupuk granula adalah modifikasi dari drone penyemprot pestisida. Modifikasi dilakukan dengan cara mengganti penampung benih padi atau pupuk granuler dan memasang pengatur pengeluaran pupuk granuler. Drone ini mempunyai kapasitas muat sekitar 3 - 5 kg, kecepatan 2-3 km/jam dengan ketinggian 1,5-2 m dari permukaan tanah, lebar kerja 3 meter. Pada kesempatan tersebut juga dilakukan uji coba praktek penggunaan drone pertanian tipe penebar ini. Cara penggunaan drone penebar benih dan pupuk sangat sederhana, operator tinggal memasukan data saja ke remote control yang telah tersedia, sebelumnya tangki pupuk harus diisi terlebih dahulu, pengecekan diperlukan dengan tujuan mencegah keluarnya granula terhambat akibat tersumbat. Kecepatan granule yang ditebar dari drone dapat dikalibrasi dan disesuaikan dengan kebutuhan. Diharapkan praktek dan uji coba drone pertanian ini tidak hanya dilakukan sekali saja karena diperlukan pelatihan yang lebih intensif untuk benar-benar memahami seluk-beluk drone pertanian termasuk bagaimana cara menyelesaikan masalah yang sering dihadapi ketika menerbangkan drone di lapangan.

Baca Lanjutan...

BAPPEDA PROVINSI JAWA TENGAH DISEMINASIKAN INOVASI REKAYASA TEKNOLOGI MESIN PENGHASIL PAKAN TERNAK DAN KOMPOS DI KABUPATEN BLORA

Perekayasaan Inovasi Teknologi 1 tahun yang lalu

Kab. Blora – Indonesia merupakan negara agraris dengan potensi pertanian yang besar sekaligus menjadi modal utama dalam menopang kesejahteraan dan perekonomian bagi masyarakat. Sebagian besar komoditas pertanian berbentuk bahan makanan yang dapat dikonsumsi, baik secara langsung maupun melewati proses pengolahan. Salah satu komoditas pertanian dengan produktivitas yang tinggi adalah beras. Berdasarkan Survei Kerangka Sampel Area (KSA) oleh Badan Pusat Statistik pada tahun 2022, per akhir Bulan Oktober, luas total panen padi di Indonesia mencapai 10,61 juta hektare. Luas total panen naik sekitar 0,2 juta hektare jika dibandingkan dengan tahun 2021. Dengan adanya peningkatan luas panen tersebut, produksi padi nasional dalam bentuk gabah kering giling (GKG) diperkirakan akan mencapai 55,67 juta ton. Meningkat 1,25 juta ton dibandingkan produksi tahun 2021 yang sebesar 54,42 juta ton. Besarnya produktivitas tersebut berpengaruh pada meningkatnya produk sampingan tanaman padi yang berbentuk jerami. Jerami adalah produk berupa tangkai dan batang tanaman serealia yang telah kering setelah biji-bijiannya dipisahkan. Sejatinya jerami bukanlah limbah, melainkan produk sampingan yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai hal. Namun sebagian besar petani menganggap jerami merupakan limbah pertanian. Sehingga setelah proses pemanenan dan perontokan, jerami kemudian dibakar. Kegiatan pembakaran jerami di lahan persawahan dalam jangka panjang akan berdampak pada kondisi tanah yang semakin tandus dan produktivitasnya semakin menurun akibat berkurangnya unsur hara pada tanah serta matinya mikroorganisme penyubur tanah. Selain itu, kebiasaan pembakaran jerami di lahan persawahan juga menimbulkan permasalahan lain, diantaranya adalah peningkatan polusi dan pencemaran udara yang mengganggu aktifitas masyarakat. Berangkat dari permasalahan tersebut, Bappeda Provinsi Jawa Tengah menginisiasi adanya inovasi perekayasaan teknologi berupa seperangkat alat yang dapat mengolah produk sampingan maupun limbah pertanian menjadi produk yang lebih bermanfaat, antara lain berupa pakan ternak dan pupuk kompos. Hasil perekayasaan teknologi itu diberi nama Mesin penghasil Pakan Ternak dan Kompos. Mesin ini merupakan hasil kolaborasi antara Bappeda Provinsi Jawa Tengah dengan Bapak Suritno, Inovator KRENOVA asal Kabupaten Batang. Inovasi ini didiseminasikan di Desa Wado, Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora pada hari Kamis, 8 Desember 2022. Acara diseminasi rekayasa teknologi Mesin penghasil Pakan Ternak dan Kompos dihadiri oleh beberapa unsur antara lain Bappeda, Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan dan Perikanan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Blora, Camat Kedungtuban yang diwakili oleh Sekretaris Kecamatan, Kepala Desa Wado, serta perwakilan kelompok tani dan peternak Desa Wado. Acara diseminasi diselenggarakan di Balai Pertemuan Desa Wado. Acara diawali dengan sambutan selamat datang dari Kepala Desa Wado, Bapak Agung Supriyanto dengan menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan yang diberikan Bappeda Provinsi Jawa Tengah. Beliau menjelaskan bahwa bantuan tersebut akan sangat berguna bagi Desa Wado dikarenakan besarnya potensi pertanian dan peternakan yang ada disana. Dalam satu tahun, petani di Desa Wado mampu menanam padi hingga 3 kali. Frekuensi penanaman tersebut mempengaruhi banyaknya jerami padi yang dihasilkan pasca pemanenan. Dengan adanya bantuan Mesin Penghasil Pakan Ternak dan Kompos, petani dapat memiliki opsi untuk mengolah jerami menjadi produk yang mereka inginkan, baik berupa kompos maupun pakan ternak. Melihat banyaknya hewan ternak di Desa Wado, khususnya Kambing, maka para petani dan peternak bisa berkolaborasi untuk menciptakan pakan ternak melalui mesin ini. Dengan begitu jerami padi tidak akan terbuang secara sia-sia. Kemudian acara dilanjutkan dengan sambutan dari Bappeda Kabupaten Blora yang disampaikan oleh Kepala Bidang penelitian dan Pengembangan, Bapak Teguh Wiyono, ST, MT. Beliau menyampaikan bahwa Bappeda Kabupaten Blora memberi perhatian pada segala inovasi dan rekayasa teknologi yang dihasilkan Bappeda Provinsi Jawa Tengah. Bappeda Kabupaten Blora berniat untuk melakukan duplikasi dan replikasi terhadap teknologi yang bermanfaat dan memberikan dampak langsung untuk kemudahan dan perekonomian masyarakat. Beliau berharap dengan adanya bantuan Mesin penghasil Pakan Ternak dan Kompos dapat mendorong kegiatan pertanian dan peternakan sehingga berdampak pada peningkatan ekonomi di masyarakat. Selanjutnya acara dilanjutkan dengan sambutan oleh Kepala Bappeda Provinsi Jawa Tengah yang diwakili oleh Sub Koordinator Perekayasaan Bidang Inovasi dan Teknologi, Bapak Drs. Indiarto Edi Cahyono, MM. “Perekayasaan dan pemanfaatan teknologi harus didorong dan dikembangkan terus menerus supaya kita tidak tertinggal dari negara lain. Bukan tidak mungkin di masa yang akan datang teknologi yang dihasilkan akan semakin canggih. Kita harus siap untuk beradaptasi terhadap perkembangan” jelas Pak Indiarto. Beliau juga menjelaskan bahwa pada tahun 2022 Bappeda Provinsi melalui Sub Bidang Perekayasaan juga telah mengembangkan berbagai inovasi lain, antara lain berupa Mesin Kristalisasi Gula Semut, Mesin CNC Router, Elwasi, Mesin Serut Bambu 4 in 1, Mesin Pengolah Bawang 3 in 1 dan 2 buah Drone Pertanian dengan Drone V1 berupa penyemprot pupuk atau pestisida dan Drone V2 berupa penebar granula. Memasuki acara inti yaitu paparan dan penjelasan teknis terkait Mesin penghasil Pakan Ternak dan Kompos oleh Bapak Suritno. Beliau menyampaikan bahwa mesin ini merupakan pengembangan dari mesin trash composter yang sebelumnya hanya dapat mengolah sampah organik dalam skala rumah tangga. Pengembangan mesin tersebut menjadi Mesin penghasil Pakan Ternak dan Kompos merupakan ide dan dorongan dari Bappeda Provinsi Jawa Tengah untuk menghasilkan solusi terhadap permasalahan terkait pengolahan limbah pertanian. Bapak Suritno juga menambahkan bahwa dengan adanya teknologi baru ini, masyarakat diharapkan mau untuk mempelajari dan mampu menyesuaikan. Karena permaslahan yang sering dihadapi dalam implementasi suatu teknologi baru adalah enggannya masyarakat untuk beradaptasi. Sehingga pada akhirnya teknologi tersebut terbengkalai dan masyarakat terjebak pada metode yang ketinggalan zaman. Kegiatan diseminasi diakhiri dengan demo cara mengoperasikan Mesin penghasil Pakan Ternak dan Kompos.

Baca Lanjutan...

DISEMINASI INOVASI TEKNOLOGI INOVASI PEMBUATAN PAKAN TERNAK, KOMPOS DAN BRIKET DARI SAMPAH ORGANIK

Diseminasi Perekayasaan 1 tahun yang lalu

Kab. Banjarnegara - BAPPEDA Provinsi Jawa Tengah bekerjasama dengan Komisi E DPRD Provinsi Jawa Tengah mengadakan kegiatan Diseminasi Perekayasaan Inovasi dan Teknologi dengan Tema “Inovasi Pembuatan Pakan Ternak, Kompos dan Briket dari Sampah Organik” bertempat di RM. Ibu Lies, Kecamatan Sigaluh, Kabupaten Banjarnegara, pada Sabtu (26/11/22). Peserta kegiatan ini terdiri atas unsur Bappeda, Dinas Pertanian, Dispermades, Dinkop UKM dari Kabupaten Banjarnegara, Kepala Desa Se-Kecamatan Sigaluh, dan beberapa perwakilan kelompok tani peternak kambing di Kecamatan Sigaluh dan Madukara, Kabupaten Banjarnegara. Acara dihadiri oleh Camat Sigaluh Bapak Izak Danial Aloys S.STP, M.Si, beliau menyampaikan bahwa kehadiran inovasi teknologi ini sangat besar sekali manfaatnya apabila peserta bersedia untuk mencoba megaplikasikannya di rumah. Dengan mencoba peserta akan mengetahui betul tahapan yang harus dilakukan serta mendapatkan pengalaman tanpa harus melakukan riset formula terlebih dahulu. Pada kesempatan tersebut Kepala BAPPEDA Provinsi Jawa Tengah yang diwakili oleh Kepala Bidang Inovasi dan Teknologi, Bapak Agung Koenmarjono, S.H, menyampaikan bahwa potensi lokal dapat dimanfaatankan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Seperti teknologi pembuatan kompos dan pakan ternak ini, dengan memanfaatkan bahan yang tersedia disekitar dan menggunakan alat yang sederhana dapat menciptakan pupuk dan pakan yang berkualitas. Selain itu sampah organik juga bisa diolah menjadi briket sehingga dapat digunakan untuk memasak dan lebih ramah lingkungan. Kabupaten Banjarnegara juga memiliki inovasi yang tidak kalah bagus dari daerah lain, yaitu inovasi teknologi fast pyrolysis (Faspol) untuk penanganan sampah plastik. Teknologi ini mampu mengolah plastik menjadi bahan bakar minyak. Diharapkan dengan kegiatan ini stakeholder pengampu kepentingan di Provinsi maupun daerah dapat bekerjasama untuk dapat turut serta mengembangkan teknologi tersebut. Acara dilanjutkan dengan pemaparan materi pertama oleh Bapak Ismawan Setyo Handoko, S.E, Ketua DPRD Kabupaten Banjarnegara. Beliau menyampaikan bahwa “Sudah saatnya kita meniggalkan bahan kimia menuju bahan-bahan organik, bahan kimia cenderung merusak lahan sehingga tidak baik untuk kesuburan tanah dimasa mendatang”. Teknologi pembuatan pakan ternak dan kompos ini terbukti telah memberikan dampak yang bagus bagi tanaman. Hal tersebut selaras dengan yang disampaikan oleh ibu Hj. Sri Ruwiyati, SE, MM, Sekretaris DPRD Provinsi Jawa Tengah bahwa “Inovasi untuk memanfaatkan sampah memberikan dampak pada penurunan angka timbulan sampah, serta dapat menambah penghasilan bagi petani/peternak”. Untuk dapat memaksimalkan penerapan pupuk organik dan kompos, kelompok peternak dan petani diharapkan dapat saling berkoordinasi satu sama lain untuk dapat meningkatkan produktivitas pertanian. Selain itu apabila terjadi permasalahan dan kendala dapat berkonsultasi kepada inventor, agar mendapatkan solusi yang tepat. Narasumber ketiga yaitu Suseno, inventor alat permbuat pupuk kompos dan pakan ternak, beliau menyampaikan bahwa pupuk organik sangat baik untuk meningkatkan kandungan unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Pembuatan kompos dapat menggunakan komposter agar penguraian dapat lebih cepat terjadi. Pupuk Cair hasil fermentasi dapat dimanfaatkan untuk berbagai fungsi seperti penambah nafsu makan ternak, biopestisida alami dan dapat menyembuhkan penyakit ternak. Proses pembuatan pakan ternak memiliki metode yang hampir sama dengan pembuatan pupuk, akan tetapi memiliki starter yang berbeda. Pakan ternak memiliki starter berupa bekatul, tetes tebu, terasi dan penyedap rasa. Sebagai pakan alternatif, pakan biotek ini di harapkan dapat menarik secara ekonomi dan lingkungan, murah, mudah, tersedia dalam jumlah melimpah namun tetap mengandung nutrisi yang tinggi. Inovasi ini di harapkan menjadi solusi bagi peternak kala persediaan rumput segar sangat terbatas.

Baca Lanjutan...

BAPPEDA FASILITASI DISEMINASI PEMANFAATAN TEKNOLOGI PERTANIAN UNTUK MENYONGSONG KETAHANAN PANGAN

Diseminasi Perekayasaan 1 tahun yang lalu

Kab. Pekalongan - BAPPEDA Provinsi Jawa Tengah mengadakan kegiatan Diseminasi Perekayasaan Inovasi dan Teknologi dengan Tema “Pemanfaatan Teknologi Pertanian untuk Menyongsong Ketahanan Pangan: Drone Pertanian dan Trash Composter” bertempat di Sambal Jawa, Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan, pada Selasa (15/11/22). Peserta kegiatan ini terdiri atas unsur Bappeda, Dinas Pertanian beserta Penyuluh Pertanian, Dispermades, Dinkop UKM dari Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Tegal dan Kabupaten Brebes, tenaga pendidik Program Keahlian Pertanian dari SMKN 1 Randudongkal, SMKN 2 Slawi dan SMK Islam Terpadu Warungpring. Acara dibuka oleh Kepala BAPPEDA Provinsi Jawa Tengah yang diwakili oleh Kepala Bidang Inovasi dan Teknologi, Bapak Agung Koenmarjono, S.H. Beliau menyampaikan bahwa Indonesia dan Dunia saat ini tengah menghadapi ancaman krisis pangan dan krisis energi. Untuk itulah diperlukan usaha-usaha untuk dapat meningkatkan hasil pertanian masyarakat Indonesia melalui pendekatan teknologi. Bappeda Provinsi Jawa Tengah setiap tahunnya mengadakan lomba inovasi masyarakat melalui Krenova dan penjaringan inovasi. Inovasi masyarakat yang telah di seleksi selanjutnya diberikan pendampingan dan inkubasi. Selain itu, inovasi tersebut diterapkan dan direkayasa lebih lanjut untuk dapat memberikan manfaat lebih kepada kelompok sasaran. Setelah diterapkan dan direkayasa teknologi terpilih juga akan didesiminasikan kepada stakeholder dan Dinas Teknis terkait untuk mengenalkan, menerapkan serta memberikan ilustrasi perangkat inovatif, baik manfaat, penggunaan maupun perawatannya. Selain itu, menghadirkan calon mitra/partner strategis bagi inovator guna replikasi dan pengembangan lebih lanjut hasil rekayasa. Acara dilanjutkan dengan pemaparan materi pertama oleh Bapak Suritno, inovator Perangkat trash composter, dengan tema “Teknologi Pembuatan Pupuk Kompos dan Pakan Ternak sebagai Alternatif Pengolahan Limbah Produk Pertanian”. Bapak Suritno menyampaikan bahwa perekayasaan teknologi tepat guna sektor pertanian saat ini sangat dibutuhkan dalam rangka efisiensi biaya pengolahan lahan. Selain itu pengolahan hasil pertanian juga dapat meningkatkan hasil usaha pertanian. Trash Composter sendiri merupakan alat pengolah limbah organik baik berupa daun, jerami, hingga sampah rumah tangga menjadi pupuk kompos dan pupuk cair. Saat ini mesin trash composter telah dikembangkan untuk pengolah Jerami menjadi pakan ternak dan kompos. Diharapkan dengan adanya mesin trash composter dapat meningkatkan penghasilan petani melalui diferensiasi produk pertanian. Materi kedua disampaikan oleh Bapak Ganit Lingga Rantika, inventor Drone Pertanian mengenai “Optimalisasi Penyemprotan Pupuk dan Pestisida menggunakan Perangkat Drone Pertanian (Rindan): Spesifikasi Alat, Mekanisme Kerja, Keunggulan, Manfaat serta Pemeliharaannya”. Beliau menyampaikan bahwa dengan teknologi drone spraying memiliki keunggulan pada pengaplikasian pestisida menjadi lebih cepat, efektif dan hemat. Dengan drone dapat menjangkau area yang sulit dan terjal. Selain itu dapat mengurangi kontak petani dengan bahan kimia, sehingga lebih sehat dan aman. Teknologi drone memiliki berbagai fitur yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Acara berikutnya yaitu tanya jawab dan diskusi antar peserta dan narasumber. Peserta sangat antusias pada kedua inovasi yang telah dipaparkan oleh narasumber. Berdasarkan hasil diskusi terdapat beberapa tantangan pengembangan teknologi trash composter seperti penyempurnaan tabung fermentasi menjadi anaerob sehingga proses pembusukan menjadi lebih sempurna dan menghasilkan pupuk dengan nutrisi yang cukup. Sedangkan untuk teknologi drone pertanin dapat dikembangkan untuk penyemprotan hama yang berada di akar tanaman. Selain itu juga diperlukan rekayasa lanjutan untuk pengapliksian pada tanaman yang mudah rebah agar tanaman tidak terdampak angin baling-baling drone. Dengan kegiatan diseminasi ini diharapkan dapat menjembatani antar instansi dan pihak-pihak terkait untuk dapat berkolaborasi menerapkan dan mengembangkan inovasi teknologi menjadi semakin aplikatif dan efisien.

Baca Lanjutan...

DISEMINASI PEREKAYASAAN INOVASI DAN TEKNOLOGI “PEMANFAATAN TEKNOLOGI MESIN KRISTALISASI GULA SEMUT DAN ALAT DETEKSI DINI LONGSOR, ELING WASPADA SIAGA (ELWASI)”

Diseminasi Perekayasaan 1 tahun yang lalu

BAPPEDA Provinsi Jawa Tengah mengadakan kegiatan Diseminasi Perekayasaan Inovasi dan Teknologi dengan Tema “Pemanfaatan Teknologi Mesin Kristalisasi Gula Semut dan Alat Deteksi Dini Longsor, Eling Waspada Siaga (Elwasi)” bertempat di Resto Pinggir Kali Serayu (Pikasto), Kutayasa, Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara, pada Rabu (09/11/2022). Peserta kegiatan ini yaitu Bappeda, Dinas Pertanian beserta Penyuluh Pertanian, Dispermades, Dinkop UKM, BPBD Kabupaten Banjarnegara, Banyumas, Purbalingga dan Kebumen, tenaga pendidik Program Keahlian Pertanian dari SMKN 1 Wanayasa Kabupaten Banjarnegara, SMKN 1 Mandiraja Kabupaten Banjarnegara, SMKN 1 Kalibagor Kabupaten Banyumas, dan SMKN 2 Purbalingga. Acara dibuka oleh Kepala BAPPEDA Provinsi Jawa Tengah yang diwakili oleh Kepala Bidang Inovasi dan Teknologi, Bapak Agung Koenmarjono, S.H. Beliau menyampaikan bahwa Bappeda Provinsi Jawa Tengah setiap tahunnya mengadakan lomba inovasi masyarakat melalui Krenova dan penjaringan inovasi. Inovasi masyarakat yang telah melalui seleksi selanjutnya diberikan pendampingan dan inkubasi. Selain itu, inovasi tersebut diterapkan dan direkayasa lebih lanjut untuk dapat memberikan manfaat lebih kepada kelompok sasaran. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan, menerapkan serta memberikan ilustrasi perangkat inovatif kepada kelompok sasaran, baik manfaat, penggunaan maupun perawatannya. Selain itu, menghadirkan calon mitra/partner strategis bagi inovator guna pengembangan lebih lanjut hasil rekayasa. Acara dilanjutkan dengan pemaparan materi pertama oleh Bapak Andri Sulistyo, S.OR, inventor Perangkat Deteksi Dini Longsor, Elwasi (Eling Waspada Siaga), dengan tema Efektivitas Elwasi dalam Mengurangi Resiko Bencana Tanah Longsor. Bapak Andri Sulistyo, S.OR menyampaikan Elwasi sebagai alat pendeteksi dini tanah longsor memiliki keunggulan diantaranya harga murah, suku cadang sangat mudah, desain portable dan dapat dirangkai dalam waktu yang singkat. Tahap-tahap pemasangan Elwasi yaitu survei lokasi, pemetaan, sosialisasi, pemasangan, dan monitoring. Sejak tahun 2017 hingga 2022, pemasangan Elwasi telah dilakukan di beberapa lokasi, diantaranya di Kabupaten Boyolali, Pemalang, Wonosobo, Kebumen hingga Sukabumi. Materi kedua disampaikan oleh Bapak Danang Dwi Saputro, ST. MT, inventor Mesin Kristalisasi Gula Semut mengenai Efektivitas Penggunaan Mesin Kristalisasi, Mesin Pengayak Otomatis dan Dehidrator dalam Meningkatkan Kapasitas dan Kualitas Produksi Gula Semut. Beliau memaparkan bahwa mekanisasi proses produksi menggunakan mesin kristalisasi dapat meningkatkan produktivitas, kecepatan produksi, higenitas dan standarisasi produk. Penggunaan mesin kristalisasi gula semut dapat menghemat biaya produksi dan meningkatkan kualitas produk sehingga dapat meningkatkan harga jual gula semut. Acara berikutnya yaitu tanya jawab dan diskusi antar peserta dan narasumber. Hasil diskusi peserta diantaranya adalah menciptakan kemandirian dalam manajemen usaha gula semut, mulai dari produksi hingga distribusi sehingga dapat meningkatkan harga jual dan keuntungan dari produksi gula semut di pasaran. Kegiatan ini diharapkan dapat menjembatani antar instansi dan pihak-pihak terkait untuk dapat berkolaborasi menerapkan dan mengembangkan inovasi teknologi ini.

Baca Lanjutan...

BAPPEDA FASILITASI PENGEMBANGAN DRONE PERTANIAN RINDAN V1 (Drone Sprayer)

Pengembangan Perekayasaan 1 tahun yang lalu

PURBALINGGA – Dalam rangka menurunkan biaya produksi pertanian dan meningkatkan minat generasi milenial pada dunia pertanian, Bappeda provinsi Jawa Tengah memberikan fasilitasi uji coba pengembangan drone penyemprot kepada kelomok tani “Mekar Tani” Desa Penolih, Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga. Drone Pertanian ini merupakan hasil pengembangan dari Kreativitas Inovasi Masyarakat (KRENOVA) Tahun 2020 yang merupakan hasil kolaborasi antara inventor dari Kabupaten Banyumas Bangun Setiawan dengan inventor dari Kabupaten Temanggung, Ganit Lingga. Drone pertanian yang kemudian dinerikan nama Rindan 5.0 ini merupakan hasil pengembangan dari drone kapasitas 1,1 L menjadi 5 L serta dengan berbagai penambahan fitur lain yang lebih canggih. Drone ini memiliki fitur dual kamera dan dilengkapi dengan GPS sehingga dapat diterbangkan otomatis sesuai titik yang telah ditentukan. Drone pertanian ini dapat dimanfaatkan untuk penyemprotan bahan cair seperti pestisida untuk pengendalian orgnaisme pengganggu tanaman (OPT), pupuk cair untuk pemupukan, maupun air untuk penyiraman. Kegiatan sosialisasi Pengembangan Perekayasaan Inovasi dan Teknologi “Rekayasa Inovasi Teknologi Drone Pertanian (RINDAN)” dihadiri oleh Kepala Bidang Inovasi dan Teknologi Bappeda Provinsi Jawa Tengah, Fungsional Perekayasa BRIN, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Purbalingga, Kepala Bidang Ekonomi Bappelitbangda Kabupaten Purbalingga, perwakilan Dinpermasdes Kabupaten Purbalingga, Camat Kaligondang, Kepala Desa Penolih, inventor drone pertanian, perwakilan kelompok tani Desa Penolih serta komunitas drone. Kegiatan ini diawali dengan sambutan dari Bapak Sosro Purnomo selaku Kepala Desa Penolih yang menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan dan kepercayaan yang diberikan oleh Bappeda Provinsi Jawa Tengah sehingga Desa Penolih dapat mendapat kesempatan untuk menjadi tempat percontohan dalam penerapan drone pertanian. Bapak Sosro berharap semoga penggunaan drone pertanian dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi pertanian, khususnya pemanfaatan oleh petani melalui gapoktan. Selain itu, penggunaan teknologi diharapkan dapat memberikan daya tarik kepada generasi muda supaya mau terjun langsung dalam dunia pertanian. Sehingga akan terjadi proses regenerasi secara perlahan dan di masa depan dapat memenuhi kebutuhan ketersediaan petani.

Baca Lanjutan...

Forum Rekayasa Drone Sprayer untuk Pertanian

Pengembangan Perekayasaan 1 tahun yang lalu

Inotek - Pelaksanaan kegiatan Koordinasi dan Konsultasi Rancang Bangun Teknologi Drone Pertanian dilaksakan di Yogyakarta pada 22-23 Juni 2022. Kegiatan dilaksanakan di Institut Pertanian Stiper (Instiper) dan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada (FTP UGM). Maksud dan tujuan pelaksanaan kegiatan Koordinasi dan Konsultasi Rancang Bangun Teknologi Drone Pertanian ialah untuk melakukan konsultasi dan koordinasi dengan akademisi atas inovasi teknologi drone pertanian hasil krenova agar siap menapaki fase komersialisasi secara ekstensif. Selain itu untuk menambah wawasan terkait teknologi drone pertanian yang efisien dan ekonomis sehingga memudahkan pekerjaan petani. Agar tercipta teknologi drone yang mudah digunakan (user friendly) berdasarkan hasil penelitian dan hasil kaji terap penggunaan perangkat inovatif yang sudah dilakukan di lingkungan akademisi dan praktisi. Instiper sudah mengembangkan berbagai drone pertanian yang telah diaplikasikan di sektor perkebunan dan pertanian. Salah satunya ialah wahana drone penyemprot/drone sprayer Ferto-5. Instiper memiliki kukurikuler bernama Instiper Drone Academy yang berfokus pada pengembangan teknologi drone baik secara perangkat, pengoperasian, dan pengolahan data drone. Drone sprayer (Ferto-5) merupakan drone yang dapat digunakan untuk melakukan penyemprotan pestisida pada lahan tanam. Drone tersebut memiliki kapasitas sebesar 5 liter untuk area lahan seluas 0,3 - 0,5 hektar dan cocok untuk digunakan pada tanaman dengan ketinggian di bawah 2 meter. Keunggulan drone ini antara lain: dapat terbang mengikuti kontur tanah/tanaman; ketinggian terbang, flowrate, dan kecepatan terbang dapat diatur secara otomatis mengikuti flight plant; material kuat dan ringan, tahan air serta debu; dilengkapi dengan protokol keamanan dalam bentuk software; nozzle dapat diganti sesuai jenis tanaman dan zat kimia yang digunakan; Berdasarkan hasil diskusi, beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam pembuatan drone pertanian agar efisien dan ekonomis adalah perlu adanya fitur penentuan posisi sehingga drone lebih stabil dan mudah digunakan. Selain itu diperlukan adanya sensor gyro accelerometer yang berfungsi untuk menstabilkan drone serta sensor obstacle overburden sebagai pengaman supaya drone tidak menabrak benda lain ketika terbang. Baling-baling diperlukan tambahan berupa propeller guard agar aman ketika digunakan. Untuk menuju fase komersialisasi, perlu adanya pengujian pada drone dalam rangka menilai kekuatan dan ketahanan, efektivitas penggunaan nozzle serta kestabilan drone pada berbagai kondisi angin. Mission planner juga diperlukan untuk memudahkan pengoperasion drone, sehingga perangkat dapat berjalan sesuai arah yang sudah dibuat melalui peta. Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada melakukan pengujian terhadap alat-alat pertanian agar siap menapaki fase komersialisasi. Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam pembuatan drone pertanian adalah verifikasi peralatan, pengujian kinerja drone pertanian dan pelayanan. Verifikasi peralatan drone pertanian meliputi uji dimensi dan uji material. Pengujian kinerja drone meliputi kemampuan alat untuk menjalankan fungsi. Setiap drone wahana memiliki beberapa fitur yang dapat divariasikan. Berdasarkan fungsi tersebut dibutuhkan pengujian kelayakan terkait fungsi apakah drone dapat digunakan dan dioperasikan sehingga berfungsi dengan baik. Pengujian fungsi sprayer dapat dilakukan dengan menempatkan kertas uji di beberapa titik pada area yang akan disemprot, kemudian dilakukan analisa terkait pemerataan penyebaran droplet. Konsistensi ukuran butiran air yang dihasilkan dapat dijadikan bahan referensi dan pertimbangan untuk analisa penentuan jenis nozzle yang paling efektif dan sesuai untuk digunakan. Selain aspek tersebut, aspek pelayanan drone juga perlu diperhatikan terkait kemudahan drone untuk dioperasikan. Pada saat ini Standar Nasional Indonesia (SNI) terkait drone pertanian masih belum ditentukan, sehingga pengujian berdasarkan pada fungsionalitas alat saja.

Baca Lanjutan...

BRIN Fasilitasi Pelatihan dan Konsultasi Kemasan kepada UMKM Purbalingga

Teknologi Terkini 1 tahun yang lalu

Anggota Komisi VII DPR RI, H. Rofik Hananto berharap kepada para periset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk menciptakan inovasi guna meningkatkan nilai jual produk pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Hal ini disampaikan H. Rofik pada Bimbingan Teknis Pengemasan Produk UMKM di Ballroom Hotel Braling, Kabupaten Purbalingga, Jumat (10/06). H. Rofik mengungkapkan, salah satu faktor yang dapat meningkatkan nilai jual produk UMKM adalah packaging atau kemasan. Dengan kemajuan teknologi pengemasan saat ini, kemasan tidak hanya berfungsi membuat produk bertahan lebih lama, namun juga mampu membuat tampilan lebih menarik. “Ini yang saya harapkan dapat diajarkan oleh para periset dari BRIN kepada para pelaku UMKM di Purbalingga, sehingga mampu meningkatkan nilai jual produk. Saya melihat banyak produk berkualitas yang bapak-ibu bawa ke bimbingan teknis ini. Dengan pengemasan yang modern dan menarik, saya yakin apabila dijual di Jakarta dan marketplace, harganya bisa naik tiga hingga lima kali lipat,” ungkapnya H. Rofik. Direktur Pemanfaatan Riset dan Inovasi Pada Kementerian/Lembaga, Masyarakat, dan UMKM BRIN Dadan Nugraha mengatakan, BRIN siap mendukung penuh kegiatan peningkatan ekonomi di masyarakat melalui hasil riset dan inovasi teknologi. BRIN ujar Dadan membuka lebar pintu kerjasama dengan berbagai pihak, tidak hanya antar lembaga atau perguruan tinggi, bahkan masyarakat luas pun dapat menggunakan fasilitas riset yang ada di BRIN. “BRIN juga baru saja menyelesaikan Fasilitas Riset Pangan di Gunung Kidul, Yogyakarta. Yang diresmikan langsung oleh Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin pada April lalu. Lab ini akan ditujukan sebagai rujukan riset halal di Indonesia. Tentunya, fasilitas ini juga bisa digunakan oleh pelaku UMKM di Purbalingga untuk mengetahui apakah ada indikasi kandungan bahan yang tidak halal dalam produknya,” terang Dadan. Dadan mengatakan BRIN saat ini memiliki program Rumah Kemasan yang bisa bekerjasama baik dengan pemerintah daerah maupun swasta. Rumah ini memiliki konsep sebagai sentra pengemasan yang mampu mengakomodir kebutuhan kemasan UMKM pada daerah tertentu. “Konsep sentra pengemasan yang digunakan bersama akan lebih efisien dari segi modal dan perawatan dibandingkan setiap UMKM harus memiliki teknologi pengemasannya sendiri-sendiri,” jelasnya. Dirinya berharap, BRIN dapat membangun Rumah Kemasan di kawasan Purbalingga, setelah sebelumnya telah membangun di daerah Yogyakarta sebagai program percontohan. Sebagai informasi bimbingan teknis ini dihadiri oleh 100 pelaku usaha makanan dan minuman di Kabupaten Purbalingga. Peserta diberikan materi pelatihan dan konsultasi kemasan oleh Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan BRIN Dr. Asep Nurhikmat dan tim. Dr. Asep pun membawa sebagian produk UMKM Purbalingga untuk dikemas ulang sehingga bisa memperpanjang masa kadaluarsa, bahkan dirinya mengklaim dengan teknologi sterilisasi dan pengalengan, suatu produk bisa bertahan hingga 2 tahun tanpa bahan pengawet. “Produk UMKM Purbalingga ini banyak yang bagus dan enak, tugas kita bersama untuk meningkatkan nilai jualnya melalui tampilan kemasan yang lebih modern dan memperpanjang masa kadaluarsanya, sehingga bisa dikirim antar pulau, bahkan masuk pasar ekspor,” pungkasnya. (BRIN/sas)

Baca Lanjutan...

Sistem Informasi Kerekayasaan untuk Peningkatan Inovasi dan Teknologi di Jawa Tengah

Teknologi Terkini 1 tahun yang lalu

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga panduan Sireka, video profil Sireka dan buku dengan judul “Sistem Informasi Kerekayasaan untuk Pengembangan Inovasi dan Teknologi di Jawa Tengah”, Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Tengah dapat diselesaikan dengan baik. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan buku ini. Upaya meningkatkan iklim inovasi dan perekayasaan teknologi dalam melayani kebutuhan teknologi masyarakat menjadi tuntutan yang harus segera direspon. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah menginisiasi dan memfasilitasi berbagai kegiatan yang berkaitan dengan inovasi dan perekayasaan teknologi melalui program kreativitas inovasi masyarakat, perekayasaan, Business Technology Centre maupun kegiatan penerapan dan pelayanan teknologi lainnya. Meskipun berbagai kegiatan telah dilakukan, upaya untuk mengakselerasi terciptanya kemandirian dan kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan inovasi dan perekayasaan teknologi perlu ditingkatkan. Salah satu unsur yang perlu ditingkatkan adalah akses dan pelayanan informasi digital terkait inovasi dan perekayasaan teknologi. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan mengintegrasikan beberapa sektor, diantaranya melalui pelibatan perguruan tinggi dan praktisi dalam forum kerekayasaan serta intermediasi teknologi yang tersaji dalam layanan sistem informasi. Oleh sebab itu, dibutuhkan suatu platform digital yang terintegrasi dalam menyajikan data informasi kerekayasaan, forum diskusi kereyasaan, input permasalahan kebutuhan teknologi masyarakat maupun rujukan berbagai alat-alat hasil kerekayasaan. Kerjasama berbagai sektor yang terintegrasi akan mewujudkan kesejahteraan dan pemberdayaan untuk peningkatan produktivitas dan perekonomian masyarakat. Aplikasi Sireka merupakan platform digital yang diharapkan dapat meningkatkan iklim perekayasaan inovasi teknologi di Jawa Tengah, sistem ini memiliki berbagai fitur untuk menampilkan hasil implementasi hasil kerekayasaan, rujukan kebutuhan teknologi masyarakat, forum kerekayasaan, dan informasi terkait Fungsional Perekayasa yang dapat diakses dalam perangkat web browser dan mobile android. Kami telah berusaha memberikan karya terbaik, namun demikian karena perkembangan teknologi sangat dinamis maka sangat dimungkinkan adanya penyesuaian dan peningkatan lanjutan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan, semoga buku ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Baca Lanjutan...

Drone Penebar Benih Padi Dan Penebar Pupuk Granul Buatan BPP Mektan

Teknologi Terkini 1 tahun yang lalu

Drone adalah pesawat tanpa awak yang dikendalikan dari jarak jauh dengan menggunakan komputer atau remote cotrol, yang bisa digunakan untuk membawa muatan. Penggunaan drone khususnya untuk pertanian saat ini sangat dibutuhkan karena dianggap lebih efektif dan efisien, sangat baik untuk menghemat waktu, tenaga dan biaya. Selain pengembangan drone sprayer Baadan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui unit kerja Balai Besar pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan) juga telah mengembangkan drone untuk sebar benih padi dan penebar pupuk granule. Drone untuk tanam sebar benih padi ini adalah modifikasi dari drone penyemprot pestisida. Modifikasi dilakukan dengan cara mengganti penampung benih padi (hopper) dan memasang mengatur pengeluaran benih padi (seed metering devices). Drone ini mempunyai kapasitas muat sekitar 15 kg benih padi, kecepatan tanam 2-3 km/jam dengan ketinggian 1,5-2 m dari permukaan tanah, lebar kerja 4 meter, kapasitas kerja 0,8-1 ha/jam (1,00-1,25 jam/ha). Jumlah benih rata-rata 144 butir/m2, sementara dari perhitungan, kecepatan padi yang ditebar dari drone adalah 6,3 m/det (21,6 km/jam). Mengoperasikan drone penebar benih padi ini terbilang sederhana. Operator hanya memasukan data program ke remote control. Tangki benih padi atau hopper diisi terlebih dahulu. Dari Kapasitas 15 kg tangki harus diisi 80% bagian saja atau 12 kg dengan bukaan sebesar 70%. Hal ini bertujuan untuk menghindari keluarnya benih padi terhambat akibat mampat atau tersumbat. Drone bergerak mengikuti titik batas operasional sesuai arahan sistem pemosisi global (GPS), selanjutnya drone akan kembali ke posisi awal ketika indikator baterai menunjukkan sisa baterai 20%. Artinya baterai harus diganti dengan yang terisi penuh, drone pun kembali menuju titik terakhir persebaran benih. Benih untuk penggunaan drone tidak boleh sembarangan, benih harus dalam kondisi bersih dari debu dan akan lebih baik benih padi dalam kondisi terlapisi (coated seed). Lahan yang akan ditanami juga harus dalam keadaan siap tanam. Artinya bila pertanaman di lakukan di lahan kering, irigasi swah sudah harus tersedia terlebih dahulu. Perlu ditegaskan pula bahwa, irigasi tidak sama dengan penggenangan. Penggenangan lahan sangat dihindari karena dapat menyebabkan lahan berbeda tinggi. Dampaknya benih terkumpul di bagian yang lebih rendah. Olah tanah sawah atau pembajakan juga wajib dilakukan agar benih memiliki media tanam yang baik. Pertimbangan kondisi cuaca tidak boleh luput sebelum mengaplikasikan drone penebar benih. Pasalnya drone belum dapat dioperasikan dalam kondisi hujan dan berangin kencang. Kecepatan angin yang berlebih sangat berpengaruh terhadap kestabilan terbang drone dan ketepatan penebaran benih padi di sawah. Drone untuk penebar pupuk granuler, sama dengan drone penebar benih padi, adalah hasil modifikasi drone penyemprot pestisida menjadi drone sebagai penebar pupuk granuler. Modifikasi dilakukan dengan cara mengganti penampung benih padi (hopper) dan memasang serta mengatur pengeluaran pupuk granuler (fertilizer metering devices). Drone penebar pupuk granuler ini dirancang dengan kapasitas muat 15 kg pupuk granuler (tergantung jenis pupuk), kecepatan tanam 2-3 km/jam dengan ketinggian 1,5-2,0 m dari permukaan tanah, lebar kerja 4 meter, kapasitas kerja 0,8-1 ha/jam (1,00-1,25 jam/ha). Dengan penerapan teknologi ini akan lebih efisien dalam bertani. Jika dihitung akan ada efisiensi harga hingga 40%. Karena, dalam 1 ha pemupukan dengan pemakaian drone hanya membutuhkan biaya Rp1,4 juta. Sedangkan cara konvensional membutuhkan dana hingga lebih dari Rp2 juta. Untuk diketahui, drone penebar benih padi ini mampu menanam sepuluh kali lebih cepat dibanding manusia. Selain itu, biaya yang dikeluarkan juga lebih hemat hingga setengahnya jika menggunakan drone. (W-BBPMP)

Baca Lanjutan...

BRIDA Jateng sebagai Fasilitator Kolaborasi Startup Berbasis Teknologi

Teknologi Terkini 2 tahun yang lalu

Provinsi Jawa Tengah (Jateng) saat ini sedang melakukan proses pembentukan Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA). BRIDA adalah unit baru di daerah yang menangani riset dan inovasi. Pembentukan BRIDA diinisiasi oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, berbagi pengalaman dalam melahirkan banyak startup baru berbasis teknologi saat pandemi Covid-19. Jateng termasuk yang terdampak hebat dengan meningkatnya angka pengangguran dan banyak perusahaan yang gulung tikar. Menyikapi permasalahan tersebut, orang nomor 1 di Jateng ini mengaku melakukan riset kecil-kecilan, dengan terjun langsung ke lapangan. “Pada saat itu, banyak perusahaan yang bangkrut, orang tidak bisa kerja, sehingga terjadi kepanikan dalam menghadapi pandemi,” ungkap Ganjar, dalam Talkshow Pembentukan BRIDA, di Kantor BRIN, Jakarta, Rabu (20/04). Pihaknya lantas memfasilitasi mereka yang terdampak, terutama generasi-generasi muda untuk segera beralih ke ekonomi digital, dengan konsep yang disebut dengan Hetero Space. “Kami buat semacam festival dan webinar yang mengumpulkan anak-anak muda, untuk berkumpul dan berdiskusi. Dari sini terjadi kolaborasi. Kami fasilitasi dengan mengundang narasumber dari marketplace yang sudah unicorn,” terangnya. Dari situ, lanjut Ganjar, muncul kreasi dan inovasi di tengah masyarakat, dengan banyaknya sociopreneur dan entrepreneur muda baru. “Misalnya di Pati, muncul inovasi bioreaktor kapal selam, yaitu alat yang memproses sampah menjadi pupuk, menghasilkan biogas, dan dipraktikkan di tanah-tanah tandus. Diinstal dengan skala-skala kecil. Inovasi itu justru muncul di tengah masyarakat, di luar pemerintah,” bebernya. Dari komunitas Hetero Space tersebut, Ganjar menceritakan pihaknya menggelar kompetisi yang diikuti oleh sekiar 600 tim pada tahun 2021 lalu, dan pada tahun ini berkembang menjadi 1600 tim lebih se-Indonesia. “Saya haqqul yaqin dengan pembentukan BRIDA, kita tinggal fasilitasi mereka, kita nggak perlu repot-repot ngerjain sendiri. Kita partnering saja,” ucapnya. Dalam riset dan inovasi, saat ini pihaknya telah bekerja sama dengan 39 perguruan tinggi, 5 industri dan 71 dunia usaha. “Ekosistem inovasi ini kita bangun dengan mereka dan ilmunya dari mereka untuk mereka, kita tinggal fasilitasi, pungkasnya (BRIN)

Baca Lanjutan...

Satelit Indonesia Surya Satellite-1 Siap Mengorbit Tahun Ini

Teknologi Terkini 2 tahun yang lalu

Setelah melalui proses panjang rancang bangun dan pengujian, Surya Satellite-1 (SS-1) akhirnya selesai 100 persen dan siap diluncurkan ke orbit. Peluncuran menuju International Space Station (ISS) dilakukan oleh Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA), pada Q3 atau Q4 tahun 2022. Satelit diluncurkan dengan salah satu dari tiga opsi kargo luar angkasa, yaitu SpaceX Dragon, Cygnus, atau H-II Transfer Vehicle (HTV). SS-1 merupakan satelit nano atau cubesat. Misinya yaitu Automatic Packet Reporting System yang berfungsi sebagai media komunikasi via satelit dalam bentuk teks singkat. Teknologi ini dapat dikembangkan untuk mitigasi bencana, pemantauan jarak jauh, dan komunikasi darurat. “Pelepasan satelit dari ISS ke orbit kurang lebih 1 bulan setelah tiba di ISS,” ujar anggota tim SS-1, Steven, saat dihubungi Humas BRIN, Selasa, (22/03). Proyek SS-1 ini diinisiasi oleh mahasiswa Surya University, yang mendapat asistensi berupa pembinaan dan bimbingan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), melalui Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa, di Pusat Riset Teknologi Satelit. Mereka adalah M. Zulfa Dhiyaulfaq, Suhandinata, Hery Steven Mindarno, Setra Yoman Prahyang, Afiq Herdika Sulistya, dan Roberto Gunawan. Menurut Tim SS-1, saat ini, pihaknya sedang melengkapi safety document report untuk diserahkan kepada pihak peluncur. “Setelah disetujui pihak peluncur, maka satelit bisa diserahterimakan ke JAXA untuk diinspeksi dan diintegrasikan dengan peluncur,” tutur Steven. Tim SS-1 juga telah melakukan Satellite Fit Check Test bersama JAXA dan United Nations Office for Outer Space Affairs (UNOOSA) di Pusat Riset Teknologi Satelit BRIN. Pengujian ini dilakukan untuk memastikan ukuran satelit sesuai dengan ukuran Japanese Experiment Module Small Satellite Orbital Deployer (JSSOD) yang ada di ISS. Selain itu, Satellite Fit Check Test juga berguna untuk memastikan tidak ada interferensi mekanik. “Pengujian berlangsung sekitar 15 menit, dan hasilnya Surya Satellite-1 telah lolos dari pengujian. Setelah ini ada Sharp-Edge Test untuk memastikan tidak ada sisi luar satelit yang tajam dan berpotensi melukai astronaut,” tutur Steven. “SS-1 juga telah lolos berbagai pengujian lainnya seperti Functional Test, Vacuum Test, Thermal Test, Vibration Test, Battery Test, serta Payload and Communication Test,” terangnya. Proyek SS-1 dimulai pada 2016 silam, diawali dengan Workshop Ground Station bersama Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI). Mockup model satelit pun rampung pada tahun 2018 dengan misi komunikasi amatir. Pada kesempatan yang sama, Plt. Kepala Pusat Riset Teknologi Satelit BRIN, Wahyudi Hasbi, mengatakan, pengembangan riset SS-1 ini merupakan kolaborasi berbagai pihak di dalam negeri. Selain dukungan dari ORARI, ada pula keterlibatan pihak swasta seperti PT. Pudak Scientific dan PT. Pasifik Satelit Nusantara. Sementara dari pemerintah melibatkan Kementerian Komunikasi dan Informatika. “Pengembangan satelit ini juga menghasilkan beberapa publikasi internasional, Hak Kekayaan Intelektual (HKI), pemagangan mahasiswa, termasuk penggunaan HKI, hasil dari Pusat Riset Teknologi Satelit BRIN,” pungkasnya. (BRIN-dv/ ed: tnt)

Baca Lanjutan...

BRIN Konsolidasikan Koleksi Galur dan Strategi Komersialisasi Hasil Riset Sutra Alam

Teknologi Terkini 2 tahun yang lalu

Bogor – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan bekerja sama dengan pihak swasta untuk memperbaiki pengelolaan koleksi galur ulat sutra dan komersialisasi hasil riset dari penelitian ulat sutra. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan BRIN Iman Hidayat saat meninjau Laboratorium Persuteraan Alam BLI di Bogor, Kamis (07/04). “Persuteraan alam memilki potensi besar untuk komersialisasi hasil risetnya, mulai strain atau galurnya, varietas murbey, sampai kompong ulatnya,” ujar Iman. Iman melihat terdapat potensi ekonomi yang dihasilkan dari penelitian sutra ini sangat besar selain produk untuk tekstil, juga berupa produk-produk farmasi dan kosmetik. Oleh sebab itu perbaikan manajemen dan strategi riset dan inovasi sutra, mulai dari pengembangan galur unggul, pengelolaan koleksi galurnya sampai komersialisasi produk-produk turunannya merupakan hal mendasar yang harus dilakukan segera supaya hasil riset dan inovasi sutra dapat lebih berdampak bagi berbagai stakeholder terkait secara nasional. Peneliti Persuteraan Alam Pusat Riset Zoologi Terapan, Lincah Andadari mengatakan selama ini pihaknya hanya fokus pada pelestarian jenis dan hibrid. Sementara hilirisasi sudah melakukan kerjasama dengan berbagai pihak sehingga menghasilkan beberapa produk seperti teh murbei, kain dan benang sutra, masker sutra. Sayangnya, komersialisasi produk-produk ini masih belum dilakukan secara optimal. Saat ini galur murni parent stock yang ada di bank plasma Laboratorium Persutraan Alam saat ini sebanyak 57 galur dan koleksi Murbei ada 34 jenis.Adapun ulat hibrid yang dikomersilkan adalah hibrid BS 09, PS 01, dan SINAR. Sementara yang dibudidayakan masyarakat dan hasilnya bagus yaitu hibrid PS 01. Sementara vatietas tanaman murbei jenis unggul yaitu SULI 01 mampu menghasilkan biomassa 30 % lebih tinggi dari jenis konvensional (Morus cathayana). Saat ini, produksi sutra baru mampu menghasilkan produksi 2 ton/tahun dari total kebutuhan sutra nasional sekitar 300 ton/tahun. Sehingga hal ini menjadi tantangan bagi BRIN dan para stakeholder terkait untuk dapat memenuhi potensi kebutuhan tersebut. Tentunya riset dan inovasi sutra akan memegang peranan kunci di dalam industri persutraan alam nasional ini. (add/fhm)

Baca Lanjutan...

Rintisan Usaha Anak Muda semakin Mengglobal dengan Teknologi

Teknologi Terkini 2 tahun yang lalu

SEMARANG, - Globalisasi yang ditandai dengan hadirnya Masyarakat Ekonomi ASEAN, menuntut kesiapan negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang tergabung dalam organisasi regional untuk menghadapinya. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unika Soegijapranata Dr Octavianus Digdo Hartomo menyatakan, melihat globalisasi ini sebagai peluang yang harus dimanfaatkan. "Untuk melihat kesiapan negara ASEAN dalam menghadapi globalisasi, bagaimana akademisi dengan risetnya, pebisnis dengan strateginya. Bagaimana memanfaatkan digitalisasi untuk enterpreneurship, universitas menjembatani tersebut," kata pria yang akrab disapa Oki itu di sela-sela International Conference On Business and Economics (ICBE), pada Rabu (13/3) di Hotel Noormans Semarang. Menariknya sambung Rektor Unika Soegijapranata Prof Ridwan Sanjaya, sebelum adanya kesepakatan mengenai Masyarakat Ekonomi ASEAN, beberapa perusahaan yang dijalankan oleh anak muda telah mampu melakukan usaha melewati sekat batas negara dan geografis. Perusahaan-perusahaan itu memanfaatkan kemajuan teknologi informasi sebagai platform usahanya sekaligus mengembangkannya di berbagai negara di kawasan regional Asia Tenggara. "Apa yang dilakukan Grab kemudian disusul Gojek, merupakan contoh yang telah dilakukan anak-anak muda, sejalan dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN" tambahnya. ISBE ini merupakan conference tahunan yang diselenggarakan oleh School of Business and Economic Universitas San Carlos Filipina. Unika Soegijapranata mempunyai kerjasama dengan Universitas tersebut dan bagian dari kerjasama tersebut, kali ini penyelenggaraan ISBE di luar Filipina. (SM:PAL)

Baca Lanjutan...

Gubernur Jateng Memberikan Penghargaan Pemenang Kreativitas dan Inovasi Masyarakat (Krenova) 2021

Teknologi Terkini 2 tahun yang lalu

SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memberikan penghargaan kepada 14 kabupaten/ kota pemenang Indeks Daya Saing Daerah (IDSD) dan tiga pemenang Kreativitas dan Inovasi Masyarakat (Krenova) 2021. Kreasi dan inovasi tersebut nantinya akan terus dikembangkan menjadi produk yang dapat dikomersilkan. Sebanyak 14 kabupaten/ kota penerima penghargaan IDSD tersebut adalah Kota Surakarta, Kota Semarang, Salatiga, Kota Pekalongan, Wonogiri, Sragen, Kabupaten Semarang, Rembang, Purbalingga, Pati, Kudus, Kendal, Banyumas dan Batang. Sedangkan tiga penerima penghargaan Krenova yakni Soekma Agus Sulistyo, Fatah Syaifur Rochman, dan Teguh Waluyo. Kepala Bidang Inovasi dan Teknologi Bappeda Provinsi Jawa Tengah, Agung Koenmarjono mengatakan, untuk bisa bersaing diperlukan kreativitas dan inovasi. Tidak hanya dari pemerintah atau pemerintah daerah, melainkan juga dari masyarakat. “Alhamdulillah seperti yang disampaikan Bapak Gubernur, sudah ada sekitar 327 inovasi untuk tahun ini di Jawa Tengah. Baik inovasi dari perangkat daerah maupun inovasi dari masyarakat,” ujarnya, seusai acara pemberian penghargaan, di Grhadhika Bhakti Praja, Kamis (25/11/2021). Menurutnya, kreasi dan inovasi tersebut akan terus dikembangkan, dengan berkolaborasi bersama perguruan tinggi, komunitas inovatif, media massa, bahkan dunia usaha. Hal itu agar produk kreasi dan inovasi dapat dilakukan komersialisasi dan hilirisasi. “Dan kreatif inovasi ini terus perlu terus kita kembangkan. Kita tidak hanya dari pemda tetapi juga berkolaborasi dengan perguruan tinggi, komunitas inovatif, bahkan dengan media massa dan dunia usaha juga. Karena nanti untuk menindaklanjuti atau implementasi dari kreativitas inovasi masyarakat, setelah kita jaring itu biar produk mereka bisa dilakukan komersialisasi dan hilirisasi,” paparnya. Sementara Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengutarakan, penghargaan tersebut merupakan bentuk kepedulian pemerintah provinsi terhadap kabupaten/ kota maupun masyarakat, yang telah berhasil melakukan inovasi kreasi. “Ini kita kasih pernghargaan kepada mereka yang berhasil melakukan kreasi inovasi. Sehingga ada daya saing dari kabupaten/kota dan dari masyarakat, yang ternyata temuannya cukup banyak,” tuturnya. Diharapkan, temuan kreasi inovasi tersebut menjadi ruang yang bisa menyelesaikan persoalan yang melibatkan berbagai pihak. “Kenapa perlu kreasi inovasi? Karena menyongsong era 5.0. Itu sebenarnya komunitas itu bisa menyelesaikan sendiri. Memadukan berbagai kekutan, sumberdaya, termasuk teknologi informasi digital untuk menyelesaikan persoalan. Nah, ternyata banyak kabupaten/kota ini yang hebat-hebat. Bahkan tadi ada bagian masyarakat yang terlibat dan hasilnya cukup bagus, dan kita kasih pernghargan pada mereka,” tandasnya. (Wk/Ul)

Baca Lanjutan...

Transformasi untuk Masuk Society 5.0, ASN Jateng Didorong Perbanyak Inovasi

Teknologi Terkini 2 tahun yang lalu

SEMARANG – Seluruh aparatur sipil Negara (ASN) di Jawa Tengah didorong untuk memperbanyak inovasi dalam melayani masyarakat. Hal itu sesuai arahan Presiden RI Joko Widodo, dan Ketua Umum Korpri, di mana transformasi ASN merupakan persiapan untuk memasuki era society 5.0 Menurut Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, pesan Ketua Umum Korpri Zudan Arif Fakrullloh sudah jelas yaitu ASN harus adaptif, berubah, dan transformatif. Begitu juga arahan yang ditekankan oleh Presiden Joko Widodo untuk selalu loyal kepada Pancasila, NKRI, dan konstitusi, serta melayani dengan menjaga integritas. Untuk itu, dia mendorong ASN agar terus memperbanyak inovasi dalam melayani masyarakat. “Maka tugas kami melaksanakan itu semua di daerah. Di Jateng, saya terima kasih karena semua itu sudah berjalan. Memang belum sempurna, masih ada capaian yang harus dikejar. Harapannya, Korpri menjadi kekuatan menggerakkan transformasi birokrasi untuk masuk kepada birokrasi digital,” kata Ganjar, seusai mengikuti acara puncak peringatan HUT ke-50 Korpri, yang juga dihadiri oleh Presiden Joko Widodo secara daring, di Gedung Grhadhika Bhakti Praja, Senin (29/11/2021). Ditambahkan, kekuatan untuk bertransformasi itu juga disiapkan untuk menghadapi society 5.0, di mana suasana masyarakat nantinya bisa menyelesaikan persoalan sendiri dengan memanfaatkan teknologi informasi. Peran ASN dalam hal ini adalah menyiapkan sarana untuk percepatan memasuki era tersebut. “Jalannya masih panjang tetapi kemarin kita dipercepat dengan adanya Covid-19. Maka rapat dengan zoom, dengan daring, kerja dari rumah. BKD kami juga menyiapkan daftar hadir elektronik, jadi misal penyuluh isi presensi dari lapangan,” ujarnya. Ganjar juga meminta seluruh ASN tidak perlu takut dengan rencana penggunaan robot untuk pelayanan seperti yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo. Menurut Ganjar, inovasi dari ASN yang sekarang ini dibutuhkan. “Justru inovasi dari kawan ASN ini yang sekarang dibutuhkan. Mereka sendiri mempermudah dengan membuat pekerjaannya digital less. Itu kan setengah robot. Kalau ada yang bisa dikerjakan secara elektronik itu ya bagus, lebih presisi. Memang ada pekerjaan yang membutuhkan sentuhan langsung di lapangan, jadi tidak semuanya,” beber Ganjar. Terkait inovasi itu, Ganjar kembali mengapresiasi seluruh OPD dan ASN di Jawa Tengah. Juga tentang integritas dan keterbukaan yang selama ini sudah berjalan. “Inovasi kita selalu bisa masuk top five. Ini membuat saya bangga. Untuk itu selain terus berinovasi, kita juga harus memperhatikan kesejahteraannya. Misal gaji guru honorer harus UMK dan lainnya. Juga bagaimana gerakan satu OPD satu desa dampingan itu terus dijalankan,” tandasnya. (HJ)

Baca Lanjutan...

Konsultasi Jabatan Fungsional Perekayasa dengan BRIN

Konsultasi Jabatan Fungsional Perekayasa 2 tahun yang lalu

Dalam rangka konsultasi jabatan fungsional perekayasa, telah dilaksanakan rapat secara daring dengan Direktorat Pembinaan Jabatan Fungsional dan Pengembangan Profesi BRIN yang diwakili oleh Bapak Nana Sukmana dan Fungsional Perekayasa Bapak Dwi Husodo pada hari Jum’at, 18 Februari 2022. Pengembangan karier dan peningkatan profesionalisme Jabatan Fungsional Perekayasa yang mempunyai ruang lingkup, tugas, dan wewenang, di bidang pengkajian dan penerapan IPTEK mengacu dan berpedoman pada Permenpan RB No. 14 Tahun 2021. Petunjuk teknis Jabatan Fungsional Perekayasa dan angka kreditnya saat ini masih mempedomani Perka BPPT No. 15 Tahun 2016 dan Perka BPPT No. 13 Tahun 2020. Perencanaan SDM dilakukan sejak awal kegiatan dengan membentuk Organisasi Fungsional Kerekayasaan (OFK). Kegiatan kerekayasaan dilakukan dengan kerja tim, setiap tugas dirinci dan dibagi kepada masing-masing peran sehingga pekerjaan akan efektif, efisien serta hasilnya optimal. Langkah strategis yang perlu dilakukan yaitu: Membuat program kegiatan; Rapat pleno dengan semua anggota organisasi; Melakukan breakdown pekerjaan secara rinci dan benar; Merinci tugas masing-masing peran mulai dari Engineering Staf (ES), Leader, Group Leader (GL) & Kepala Program. Dalam melaksanakan kerekayasaan segera membuat lembar informasi yang dibutuhkan (Lembar Instruksi, Lembar Keputusan & Lembar Kerja); Engineering Staf membuat Technical Notes, Leader membuat Technical Report, Group Leader membuat Technical Document selanjutnya diakhir program membuat Program Document (Laporan Akhir). Permasalahan yang sering ditemui diantaranya: Peran tidak sesuai jenjang, Berpotensi namun tidak ada peran, Sedikit kerja namun pintar membuat laporan, Banyak kerja namun tidak bisa membuat laporan, Klaim Angka Kredit terlalu besar, Substansi pekerjaan bukan perekayasaan, Terjadi kesalahan dalam klaim butir kegiatan, Klaim tidak sesuai petunjuk teknis.

Baca Lanjutan...

REKAYASA TEKNOLOGI SISTEM PENGASAPAN IKAN (SIPEKAN) DI DESA SITANGGAL

Perekayasaan Inovasi Teknologi 2 tahun yang lalu

Brebes – Dalam rangka meningkatkan kapasitas inovasi dan implementasi teknologi, Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan Kegiatan Perekayasaan Inovasi dan Teknologi “Rekayasa Teknologi Sistem Pengasap Ikan (SIPEKAN)” pada tanggal 28 April 2021 di Desa Sitanggal Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes. Kegiatan tersebut dihadiri oleh peserta kegiatan sebanyak 7 (tujuh) orang yang terdiri dari Ketua-Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB) atau unsur UKM dan Karang taruna, 2 (dua) Perangkat Desa/Kadus Desa Sitanggal Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes, serta 1 (satu) orang dari BAPERLITBANGDA Kab. Brebes dan dengan narasumber dari Inventor Rekayasa Teknologi Sistem Pengasap Ikan (SIPEKAN) Bapak Mx. Agus Hariyanto. Kepala Desa Sitanggal, Adi Purwanto menuturkan bahwa pemberian alat SIPEKAN merupakan bantuan yang sangat tepat untuk masyarakat Desa Sitanggal dan berharap produksi pengasapan ikan di Desa Sitanggal semakin meningkat. Hal tersebut dibenarkan oleh Camat Kecamatan Larangan yang menyebutkan bahwa Desa Sitanggal merupakan 1 dari 11 desa di Kecamatan Larangan yang mempunyai potensi besar untuk UMKM pengasapan ikan. Produksi pengasapan ikan Desa Sitanggal sudah banyak dikirim ke luar daerah seperti Jakarta, Semarang, Jogja dan ke beberapa daerah lainnya. Dalam paparannya, Mx. Agus Hariyanto menjelaskan bahwa SIPEKAN akan membuat terobosan yang baik dan akan membangkitkan gairah baru para pengusaha pengasapan ikan dimana awalnya menghabiskan tenaga dalam membuat bara api dengan waktu yang sangat lama, kini dengan hadirnya SIPEKAN akan menghemat tenaga, juga hasil pengasapan ikan semakin baik dengan menggunakan palet kayu yang tetap mempertahankan kualitas dan aroma ikan yang semakin khas. Kegiatan tersebut juga diikuti oleh DWP BAPPEDA Provinsi Jawa Tengah, yang memberikan apresiasi berupa doorprize kepada peserta perempuan yang hadir, dalam rangka memperingati Hari Kartini. (DP)

Baca Lanjutan...

BRIN Kembangkan Radiasi Gamma Berbasis Skandium-46 Pengganti Kobalt-60 untuk Deteksi Kerusakan dengan Gamma Scanning

Teknologi Terkini 2 tahun yang lalu

Bandung – Humas BRIN. Dalam dunia industri, keberlangsungan proses produksi menjadi salah satu faktor yang sangat penting dan harus dijaga dengan serius agar tidak terjadi kerusakan. Hal ini dikarenakan, kerusakan pada peralatan akan mengganggu proses produksi dan pada akhirnya menimbulkan kerugian. Ditambah lagi bila kerusakan yang terjadi tidak diketahui lokasinya, sehingga solusi yang mungkin ditawarkan adalah menghentikan proses produksi, kemudian dicari sumber kerusakannya. Solusi seperti ini tentunya sangat dihindari oleh pelaku industri, karena hal ini akan menghentikan proses produksi dan mendatangkan kerugian yang besar bagi pihak industri. Agar terhindar dari kemungkinan terjadinya kerugian dikarenakan berhentinya produksi untuk mendeteksi kerusakan peralatan, maka diperlukan teknologi deteksi kerusakan yang dapat digunakan tanpa mengganggu aktivitas produksi. Salah satu teknologi deteksi tersebut yakni dengan menggunakan gamma scanning. Deteksi gamma scanning ini sering disebut sebagai uji tak merusak, karena deteksi ini dapat dilakukan tanpa harus membongkar/merusak peralatan yang diduga mempunyai kerusakan. Bahkan teknologi deteksi ini dapat digunakan tanpa menghentikan proses produksi yang sedang berlangsung. Peneliti Ahli Utama, Pusat Riset Teknologi Radioisotop, Radiofarmaka dan Biodosimetri (PRTRRB) – Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN) – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Duyeh Setiawan mengatakan, pada prosesnya, gamma scanning ini memanfaatkan sinar gamma dari sumber radiasi kobalt-60 (Co-60). Namun dikarenakan reaktor nuklir di Indonesia tidak dapat memproduksi Co-60 sehingga untuk mendapatkan Co-60 harus impor dengan harga yang mahal. Menurut Duyeh, fungsi kobalt-60 sebagai sumber radiasi pada proses gamma scanning dapat digantikan dengan sumber radiasi gamma lainnya yang berasal dari radioisotop skandium-46 (Sc-46). Radioisotop Sc-46 dapat diproduksi dari reaktor riset yang dimiliki Indonesia. Perlu diketahui bahwa saat ini, Indonesia telah memiliki tiga reaktor riset yakni Triga Mark 2000 di Bandung, Reaktor Serba Guna GA. Siwabessy di Serpong, dan reaktor Kartini di Yogyakarta. Dengan memberdayakan reaktor riset tersebut maka sumber radiasi dari radioisotop Sc-46 menjadi terjangkau dan limbahnya dapat digunakan kembali melalui proses radiasi ulang. Untuk itulah, jelas Duyeh, PRTRRB melakukan pengembangan Sumber Radioaktif Tertutup skandium-46 untuk Gamma – Ray Scanning. “Pengembangan ini meliputi pembuatan desain sumber radiasi Sc-46 melalui teknik aktivasi netron di Reaktor Triga 2000 Bandung, sebagai upaya untuk menguji keandalan sumber Sc-46 dalam deteksi kerusakan peralatan di industri, terutama pada kolom distilasi atau penyulingan,” ujar Duyeh. Secara rinci, Duyeh mengungkapkan proses pengembangan yang saat ini tengah dilakukan bersama rekan-rekan peneliti di PRTRRB. “Scanning kolom distilasi atau penyulingan bejana dapat dilakukan menggunakan radioisotop gamma bersegel (sealed) tertutup dan detektor radiasi. Baik sumber sinar gamma dan detektor dipindahkan bersamaan dalam pergerakan pelan di sisi yang berlawanan, di sepanjang eksterior unit dilakukan scan,” lanjutnya. “Profil kepadatan relatif dari isi kolom akan diperoleh yaitu area yang mengandung bahan dengan kepadatan yang relatif tinggi, seperti cairan dan/atau logam, memberikan intensitas radiasi yang relatif rendah, sedangkan area dengan kepadatan yang relatif rendah, seperti ruang uap di antara baki, menghasilkan tingkat intensitas radiasi yang tinggi,” sambungnya. Melalui teknik ini jelas Duyeh, didapatkan informasi signifikan tentang kondisi seluruh proses dan bejana itu sendiri serta dapat mengidentifikasi malfungsi instalasi dalam kolom distilasi seperti baki yang rusak atau hilang dari posisinya (collapsed trays), tingkat banjir dan lokasinya (flooding), tetesan cairan dan berbusa (foaming), tingkat cairan dan penyumbatan. Dengan demikian, teknisi dan operator dapat menentukan status kolom tersebut dan akibatnya membuat pengaturan untuk pemeliharaan dan pemecahan masalah untuk mencegah penutupan darurat. “Karena prosesnya tidak melibatkan kotak langsung dengan bagian dalam bejana, proses ini juga menghindari kemungkinan korosi, suhu atau masalah tekanan. Sementara itu, kolom proses adalah komponen penting dalam penyulingan minyak mentah untuk mengubahnya menjadi bahan bakar yang berharga, serta dalam mempertahankan sistem pendingin pabrik. Penutupan pabrik untuk pemeliharaan bisa menelan biaya sekitar ribuan dollar per jam, yang berarti jutaan Rupiah dalam kerugian setiap hari untuk beroperasi,” jelas Duyeh.Dikatakan Duyeh, hasil penelitian ini sedang dilakukan uji coba di beberapa industri. “Saat ini kami bermitra dengan PT Catra Energi Perkasa (PT CEP) bekerja sama dengan PT Pertamina di Balikpapan dan PT Chandra Asri di Cilegon dalam menggunakan Sc-46 untuk gamma scanning untuk mendiagnosis produksi Petrokimia apakah masih bagus atau tidak produksinya,” pungkasnya. (source:brin.go.id)

Baca Lanjutan...

BAPPEDA PROVINSI JAWA TENGAH DORONG PENDIRIAN LEMBAGA INKUBATOR BISNIS TEKNOLOGI DI JAWA TENGAH

Teknologi Terkini 2 tahun yang lalu

Bertempat di Lor In Solo Hotel Bappeda Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan kegiatan Workshop Penguatan Lembaga Inkubator Bisnis Teknologi di Jawa Tengah Tahun 2022 yang diikuti oleh sekitar 60 Orang Peserta dari Unsur Bappeda/Litbang dan Lembaga Inkubator Bisnis di Jawa Tengah. Acara dibuka oleh Agung Koenmarjono, SH Kepala Bidang Inovasi dan Teknologi Bappeda Provinsi Jawa Tengah dan menyampaikan bahwa Lembaga inkubator bisnis teknologi berperan sangat penting bagi start up atau perusahaan rintisan. Pada umumnya, perusahaan pemula sangat rentan terhadap kegagalan atau kebangkrutan terutama di fase awal pendirian. Situasi ini sering disebut sebagai periode valley of death (lembah kematian), yaitu periode berhenti beroperasinya start up sebelum mencapai kesuksesan komersial. Maksud dan tujuan diselenggarakannya Workshop ini adalah dalam rangka memperkuat kelembagaan Inkubator, serta meningkatkan kualitas pengelolaan dan pengembangan Inkubator di Jawa Tengah. Dengan Output yang diharapkan dari kegiatan ini yaitu Meningkatnya kualitas manajemen pengelolaan Inkubator, Meningkatnya kualitas pelayanan Inkubasi terhadap tenant, Konektivitas antar Lembaga Inkubator dan antara Pemerintah, Dunia Usaha dan Lembaga Inkubator. Pada kesempatan kali ini hadir secara Virtual sebagai Narasumber yaitu Ir. Siti Azizah, MBA, Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM dengan Materi Paparan Kebijakan dan Program Pengembangan Lembaga Inkubator Bisnis di Indonesia. Narasumber berikutnya yaitu Prof. Dr. Ir. Hadikaria Purwadaria, IPm Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia (AIBI) dengan Materi Paparan Peran dan Program Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia dalam percepatan pengembangan kewirausahaan di Indonesia; dan ditutup dengan paparan oleh Idris, SE, M.Si (Ketua Klinik Kewirausahaan dan Inkubasi Bisnis UNDIP Semarang) dengan Materi Paparan Sharing dan Best Practice Pengelolaan Inkubator Bisnis dan Pendampingan startup. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat dapat memperkuat lembaga inkubator serta dapat meningkatkan kualitas manajemen pengelolaan dan pengembangan Inkubator di Jawa Tengah, sehingga lembaga-lembaga inkubator diharapkan semakin maju dan profesional dalam menjalankan peran dan fungsinya. (NS)

Baca Lanjutan...