BERITA SIREKA

| Semua | Teknologi Terkini | Konsultasi Jabatan Fungsional Perekayasa | Perekayasaan Inovasi Teknologi | Pengembangan Perekayasaan | Business Technology Center | Diseminasi Perekayasaan |

Forum Rekayasa Drone Sprayer untuk Pertanian

Pengembangan Perekayasaan 1 tahun yang lalu

Inotek - Pelaksanaan kegiatan Koordinasi dan Konsultasi Rancang Bangun Teknologi Drone Pertanian dilaksakan di Yogyakarta pada 22-23 Juni 2022. Kegiatan dilaksanakan di Institut Pertanian Stiper (Instiper) dan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada (FTP UGM). Maksud dan tujuan pelaksanaan kegiatan Koordinasi dan Konsultasi Rancang Bangun Teknologi Drone Pertanian ialah untuk melakukan konsultasi dan koordinasi dengan akademisi atas inovasi teknologi drone pertanian hasil krenova agar siap menapaki fase komersialisasi secara ekstensif. Selain itu untuk menambah wawasan terkait teknologi drone pertanian yang efisien dan ekonomis sehingga memudahkan pekerjaan petani. Agar tercipta teknologi drone yang mudah digunakan (user friendly) berdasarkan hasil penelitian dan hasil kaji terap penggunaan perangkat inovatif yang sudah dilakukan di lingkungan akademisi dan praktisi. Instiper sudah mengembangkan berbagai drone pertanian yang telah diaplikasikan di sektor perkebunan dan pertanian. Salah satunya ialah wahana drone penyemprot/drone sprayer Ferto-5. Instiper memiliki kukurikuler bernama Instiper Drone Academy yang berfokus pada pengembangan teknologi drone baik secara perangkat, pengoperasian, dan pengolahan data drone. Drone sprayer (Ferto-5) merupakan drone yang dapat digunakan untuk melakukan penyemprotan pestisida pada lahan tanam. Drone tersebut memiliki kapasitas sebesar 5 liter untuk area lahan seluas 0,3 - 0,5 hektar dan cocok untuk digunakan pada tanaman dengan ketinggian di bawah 2 meter. Keunggulan drone ini antara lain: dapat terbang mengikuti kontur tanah/tanaman; ketinggian terbang, flowrate, dan kecepatan terbang dapat diatur secara otomatis mengikuti flight plant; material kuat dan ringan, tahan air serta debu; dilengkapi dengan protokol keamanan dalam bentuk software; nozzle dapat diganti sesuai jenis tanaman dan zat kimia yang digunakan; Berdasarkan hasil diskusi, beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam pembuatan drone pertanian agar efisien dan ekonomis adalah perlu adanya fitur penentuan posisi sehingga drone lebih stabil dan mudah digunakan. Selain itu diperlukan adanya sensor gyro accelerometer yang berfungsi untuk menstabilkan drone serta sensor obstacle overburden sebagai pengaman supaya drone tidak menabrak benda lain ketika terbang. Baling-baling diperlukan tambahan berupa propeller guard agar aman ketika digunakan. Untuk menuju fase komersialisasi, perlu adanya pengujian pada drone dalam rangka menilai kekuatan dan ketahanan, efektivitas penggunaan nozzle serta kestabilan drone pada berbagai kondisi angin. Mission planner juga diperlukan untuk memudahkan pengoperasion drone, sehingga perangkat dapat berjalan sesuai arah yang sudah dibuat melalui peta. Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada melakukan pengujian terhadap alat-alat pertanian agar siap menapaki fase komersialisasi. Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam pembuatan drone pertanian adalah verifikasi peralatan, pengujian kinerja drone pertanian dan pelayanan. Verifikasi peralatan drone pertanian meliputi uji dimensi dan uji material. Pengujian kinerja drone meliputi kemampuan alat untuk menjalankan fungsi. Setiap drone wahana memiliki beberapa fitur yang dapat divariasikan. Berdasarkan fungsi tersebut dibutuhkan pengujian kelayakan terkait fungsi apakah drone dapat digunakan dan dioperasikan sehingga berfungsi dengan baik. Pengujian fungsi sprayer dapat dilakukan dengan menempatkan kertas uji di beberapa titik pada area yang akan disemprot, kemudian dilakukan analisa terkait pemerataan penyebaran droplet. Konsistensi ukuran butiran air yang dihasilkan dapat dijadikan bahan referensi dan pertimbangan untuk analisa penentuan jenis nozzle yang paling efektif dan sesuai untuk digunakan. Selain aspek tersebut, aspek pelayanan drone juga perlu diperhatikan terkait kemudahan drone untuk dioperasikan. Pada saat ini Standar Nasional Indonesia (SNI) terkait drone pertanian masih belum ditentukan, sehingga pengujian berdasarkan pada fungsionalitas alat saja.

Baca Lanjutan...

BAPPEDA FASILITASI PENGEMBANGAN DRONE PERTANIAN RINDAN V1 (Drone Sprayer)

Pengembangan Perekayasaan 1 tahun yang lalu

PURBALINGGA – Dalam rangka menurunkan biaya produksi pertanian dan meningkatkan minat generasi milenial pada dunia pertanian, Bappeda provinsi Jawa Tengah memberikan fasilitasi uji coba pengembangan drone penyemprot kepada kelomok tani “Mekar Tani” Desa Penolih, Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga. Drone Pertanian ini merupakan hasil pengembangan dari Kreativitas Inovasi Masyarakat (KRENOVA) Tahun 2020 yang merupakan hasil kolaborasi antara inventor dari Kabupaten Banyumas Bangun Setiawan dengan inventor dari Kabupaten Temanggung, Ganit Lingga. Drone pertanian yang kemudian dinerikan nama Rindan 5.0 ini merupakan hasil pengembangan dari drone kapasitas 1,1 L menjadi 5 L serta dengan berbagai penambahan fitur lain yang lebih canggih. Drone ini memiliki fitur dual kamera dan dilengkapi dengan GPS sehingga dapat diterbangkan otomatis sesuai titik yang telah ditentukan. Drone pertanian ini dapat dimanfaatkan untuk penyemprotan bahan cair seperti pestisida untuk pengendalian orgnaisme pengganggu tanaman (OPT), pupuk cair untuk pemupukan, maupun air untuk penyiraman. Kegiatan sosialisasi Pengembangan Perekayasaan Inovasi dan Teknologi “Rekayasa Inovasi Teknologi Drone Pertanian (RINDAN)” dihadiri oleh Kepala Bidang Inovasi dan Teknologi Bappeda Provinsi Jawa Tengah, Fungsional Perekayasa BRIN, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Purbalingga, Kepala Bidang Ekonomi Bappelitbangda Kabupaten Purbalingga, perwakilan Dinpermasdes Kabupaten Purbalingga, Camat Kaligondang, Kepala Desa Penolih, inventor drone pertanian, perwakilan kelompok tani Desa Penolih serta komunitas drone. Kegiatan ini diawali dengan sambutan dari Bapak Sosro Purnomo selaku Kepala Desa Penolih yang menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan dan kepercayaan yang diberikan oleh Bappeda Provinsi Jawa Tengah sehingga Desa Penolih dapat mendapat kesempatan untuk menjadi tempat percontohan dalam penerapan drone pertanian. Bapak Sosro berharap semoga penggunaan drone pertanian dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi pertanian, khususnya pemanfaatan oleh petani melalui gapoktan. Selain itu, penggunaan teknologi diharapkan dapat memberikan daya tarik kepada generasi muda supaya mau terjun langsung dalam dunia pertanian. Sehingga akan terjadi proses regenerasi secara perlahan dan di masa depan dapat memenuhi kebutuhan ketersediaan petani.

Baca Lanjutan...

KLATEN JADI LUMBUNG BERAS NASIONAL, PEMPROV JATENG MELALUI BAPPEDA BERIKAN DUKUNGAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI DRONE PERTANIAN UNTUK PENEBARAN PUPUK GRANULA DAN BENIH

Pengembangan Perekayasaan 1 tahun yang lalu

Kab. Klaten – Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian dan penopang pembangunan. Salah satu komoditas andalan pertanian Indonesia adalah padi. produksi beras Nasional pada tahun 2022 diperkirakan mencapai 32,07 juta ton, yang mana lebih besar dari kebutuhan konsumsi beras tahunan yaitu 30,03 juta ton. Meskipun terjadi surplus produksi namun kondisi pertanian di Indonesia masih rentan menghadapi ancaman krisis pangan. Kondisi lahan pertanian dewasa ini semakin menyempit akibat adanya alih fungsi lahan menjadi hunian. Selain itu ketersediaan SDM Petani juga mengalami penurunan, banyak petani berumur 50 tahun ke atas yang masih aktif bekerja. Sedangkan regenerasi petani mengalami kondisi yang stagnan akibat kurangnya minat generasi milenial untuk bekerja pada sektor pertaian. Berbagai kondisi tersebut mengakibatkan produksi pertanian mengalami penurunan di beberapa daerah. Sebagai daerah penunjang ketahanan pangan nasional, Kabupaten Klaten menjadikan pertanian, khususnya beras sebagai sektor unggulan. Dalam rangka mewujudkan Klaten sebagai daerah penunjang ketahanan pangan nasional diperlukan berbagai langkah strategis baik oleh pemerintah pusat, provinsi maupun Kab/Kota untuk bersinergi mempertahankan dan memajukan pertanian di Indonesia. BAPPEDA Provinsi Jawa Tengah melalui Bidang Inovasi Teknologi menginisiasi pengembangan teknologi Drone Pertanian tipe penebar untuk pupuk granula dan benih, sehingga proses penebarannya menjadi semakin efektif dan efisien. Kegiatan kajiterap dilaksanakan di Balai Desa Karangasem, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten pada Senin, 12 Desember 2022. Kegiatan ini dihadiri oleh Perangkat Daerah terkait Kabupaten Klaten, Camat Cawas, Kades Karangasem, kelompok tani, petani milenial dan BUMDes Desa Karangasem. Pada kesempatan tersebut Kepala BAPPEDA Provinsi Jawa Tengah yang diwakili oleh Kepala Bidang Inovasi dan Teknologi, Bapak Agung Koenmarjono, S.H, menyampaikan bahwa salah satu faktor penting dalam mewujudkan ketahanan pangan adalah tersedianya tenaga pertanian yang memadai. Oleh sebab itulah inovasi teknologi seperti ini sangat diperlukan sebagai faktor pengungkit minat generasi muda pada dunia pertanian. Berdasarkan data LIPI (2017) dari 71 % penduduk Indonesia yang bergantung pada sektor pertanian, hanya 3% saja anak petani yang mau meneruskan pekerjaan di sektor pertanian. Minimnya regenerasi petani ini menyebabkan 61% petani yang tersedia di Indonesia berumur 50 tahun ke atas. Oleh sebab itu diperlukan upaya untuk memicu minat generasi muda pada dunia pertanian melalui inovasi dan pemanfaatan teknologi yang lebih modern dan menguntungkan. Di Kabupaten Klaten juga terdapat beberapa inventor yang memiliki inovasi unggulan, seperti teknologi pengolah jerami dan sampah hijauan menjadi pupuk kompos, pakan ternak hingga briket yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Camat Cawas Kabupaten Klaten Drs Muh Prihadi,M.Si menyampaikan bahwa sudah saatnya petani memanfaatkan teknologi modern seperti ini di bidang pertanian. Dengan memanfaatkan teknologi, pekerjaan pertanian menjadi semakin mudah dan murah. Lebih lanjut berharap teknologi ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh kelompok tani di Desa Karangasem dan apabila memungkinkan bisa ditularkan ke Kelompok Tani di desa-desa lain di Kecamatan Cawas, bahkan Kabupaten Klaten secara umum. Kabid Litbang Bappedalitbang Kabupaten Klaten M. Umar Said, S.Hut., M.P.P., M.Eng. menyampaikan bahwa melalui kegiatan ini stakeholder pengampu kepentingan di Provinsi maupun Daerah dapat bekerjasama untuk dapat turut serta mengembangkan teknologi dalam mengoptimalkan potensi lokal sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kepala Desa Karangasem Kecamatan cawas Kabupaten Klaten Surono menyambut baik kehadiran teknologi ini, di desa Karangasem sendiri beberapa petani sudah pernah menggunakan jasa penyemprotan pestisida dengan drone sehingga teknologi ini tidak asing lagi bagi kelompok tani. Namun, beliau juga menyampaikan bahwa selama ini hanya menggunakan jasa dari perusahaan penyewa saja belum ada yang bisa mengoperasikan sendiri. Melalui kegiatan ini diharapkan petani dapat belajar untuk menggunakan drone secara mandiri, dan apabila diperlukan dapat membeli perangkat tersebut secara swadaya ataupun kolektif. Acara dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Ganit Lingga Rantika, Inventor drone pertanin Rindan V2 dari Kabupaten Temanggung. Drone penebar pupuk granula adalah modifikasi dari drone penyemprot pestisida. Modifikasi dilakukan dengan cara mengganti penampung benih padi atau pupuk granuler dan memasang pengatur pengeluaran pupuk granuler. Drone ini mempunyai kapasitas muat sekitar 3 - 5 kg, kecepatan 2-3 km/jam dengan ketinggian 1,5-2 m dari permukaan tanah, lebar kerja 3 meter. Pada kesempatan tersebut juga dilakukan uji coba praktek penggunaan drone pertanian tipe penebar ini. Cara penggunaan drone penebar benih dan pupuk sangat sederhana, operator tinggal memasukan data saja ke remote control yang telah tersedia, sebelumnya tangki pupuk harus diisi terlebih dahulu, pengecekan diperlukan dengan tujuan mencegah keluarnya granula terhambat akibat tersumbat. Kecepatan granule yang ditebar dari drone dapat dikalibrasi dan disesuaikan dengan kebutuhan. Diharapkan praktek dan uji coba drone pertanian ini tidak hanya dilakukan sekali saja karena diperlukan pelatihan yang lebih intensif untuk benar-benar memahami seluk-beluk drone pertanian termasuk bagaimana cara menyelesaikan masalah yang sering dihadapi ketika menerbangkan drone di lapangan.

Baca Lanjutan...