BERITA SIREKA

| Semua | Teknologi Terkini | Konsultasi Jabatan Fungsional Perekayasa | Perekayasaan Inovasi Teknologi | Pengembangan Perekayasaan | Business Technology Center | Diseminasi Perekayasaan |

BRIN Kembangkan Radiasi Gamma Berbasis Skandium-46 Pengganti Kobalt-60 untuk Deteksi Kerusakan dengan Gamma Scanning

Teknologi Terkini 2 tahun yang lalu

Bandung – Humas BRIN. Dalam dunia industri, keberlangsungan proses produksi menjadi salah satu faktor yang sangat penting dan harus dijaga dengan serius agar tidak terjadi kerusakan. Hal ini dikarenakan, kerusakan pada peralatan akan mengganggu proses produksi dan pada akhirnya menimbulkan kerugian. Ditambah lagi bila kerusakan yang terjadi tidak diketahui lokasinya, sehingga solusi yang mungkin ditawarkan adalah menghentikan proses produksi, kemudian dicari sumber kerusakannya. Solusi seperti ini tentunya sangat dihindari oleh pelaku industri, karena hal ini akan menghentikan proses produksi dan mendatangkan kerugian yang besar bagi pihak industri. Agar terhindar dari kemungkinan terjadinya kerugian dikarenakan berhentinya produksi untuk mendeteksi kerusakan peralatan, maka diperlukan teknologi deteksi kerusakan yang dapat digunakan tanpa mengganggu aktivitas produksi. Salah satu teknologi deteksi tersebut yakni dengan menggunakan gamma scanning. Deteksi gamma scanning ini sering disebut sebagai uji tak merusak, karena deteksi ini dapat dilakukan tanpa harus membongkar/merusak peralatan yang diduga mempunyai kerusakan. Bahkan teknologi deteksi ini dapat digunakan tanpa menghentikan proses produksi yang sedang berlangsung. Peneliti Ahli Utama, Pusat Riset Teknologi Radioisotop, Radiofarmaka dan Biodosimetri (PRTRRB) – Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN) – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Duyeh Setiawan mengatakan, pada prosesnya, gamma scanning ini memanfaatkan sinar gamma dari sumber radiasi kobalt-60 (Co-60). Namun dikarenakan reaktor nuklir di Indonesia tidak dapat memproduksi Co-60 sehingga untuk mendapatkan Co-60 harus impor dengan harga yang mahal. Menurut Duyeh, fungsi kobalt-60 sebagai sumber radiasi pada proses gamma scanning dapat digantikan dengan sumber radiasi gamma lainnya yang berasal dari radioisotop skandium-46 (Sc-46). Radioisotop Sc-46 dapat diproduksi dari reaktor riset yang dimiliki Indonesia. Perlu diketahui bahwa saat ini, Indonesia telah memiliki tiga reaktor riset yakni Triga Mark 2000 di Bandung, Reaktor Serba Guna GA. Siwabessy di Serpong, dan reaktor Kartini di Yogyakarta. Dengan memberdayakan reaktor riset tersebut maka sumber radiasi dari radioisotop Sc-46 menjadi terjangkau dan limbahnya dapat digunakan kembali melalui proses radiasi ulang. Untuk itulah, jelas Duyeh, PRTRRB melakukan pengembangan Sumber Radioaktif Tertutup skandium-46 untuk Gamma – Ray Scanning. “Pengembangan ini meliputi pembuatan desain sumber radiasi Sc-46 melalui teknik aktivasi netron di Reaktor Triga 2000 Bandung, sebagai upaya untuk menguji keandalan sumber Sc-46 dalam deteksi kerusakan peralatan di industri, terutama pada kolom distilasi atau penyulingan,” ujar Duyeh. Secara rinci, Duyeh mengungkapkan proses pengembangan yang saat ini tengah dilakukan bersama rekan-rekan peneliti di PRTRRB. “Scanning kolom distilasi atau penyulingan bejana dapat dilakukan menggunakan radioisotop gamma bersegel (sealed) tertutup dan detektor radiasi. Baik sumber sinar gamma dan detektor dipindahkan bersamaan dalam pergerakan pelan di sisi yang berlawanan, di sepanjang eksterior unit dilakukan scan,” lanjutnya. “Profil kepadatan relatif dari isi kolom akan diperoleh yaitu area yang mengandung bahan dengan kepadatan yang relatif tinggi, seperti cairan dan/atau logam, memberikan intensitas radiasi yang relatif rendah, sedangkan area dengan kepadatan yang relatif rendah, seperti ruang uap di antara baki, menghasilkan tingkat intensitas radiasi yang tinggi,” sambungnya. Melalui teknik ini jelas Duyeh, didapatkan informasi signifikan tentang kondisi seluruh proses dan bejana itu sendiri serta dapat mengidentifikasi malfungsi instalasi dalam kolom distilasi seperti baki yang rusak atau hilang dari posisinya (collapsed trays), tingkat banjir dan lokasinya (flooding), tetesan cairan dan berbusa (foaming), tingkat cairan dan penyumbatan. Dengan demikian, teknisi dan operator dapat menentukan status kolom tersebut dan akibatnya membuat pengaturan untuk pemeliharaan dan pemecahan masalah untuk mencegah penutupan darurat. “Karena prosesnya tidak melibatkan kotak langsung dengan bagian dalam bejana, proses ini juga menghindari kemungkinan korosi, suhu atau masalah tekanan. Sementara itu, kolom proses adalah komponen penting dalam penyulingan minyak mentah untuk mengubahnya menjadi bahan bakar yang berharga, serta dalam mempertahankan sistem pendingin pabrik. Penutupan pabrik untuk pemeliharaan bisa menelan biaya sekitar ribuan dollar per jam, yang berarti jutaan Rupiah dalam kerugian setiap hari untuk beroperasi,” jelas Duyeh.Dikatakan Duyeh, hasil penelitian ini sedang dilakukan uji coba di beberapa industri. “Saat ini kami bermitra dengan PT Catra Energi Perkasa (PT CEP) bekerja sama dengan PT Pertamina di Balikpapan dan PT Chandra Asri di Cilegon dalam menggunakan Sc-46 untuk gamma scanning untuk mendiagnosis produksi Petrokimia apakah masih bagus atau tidak produksinya,” pungkasnya. (source:brin.go.id)

Baca Lanjutan...

BAPPEDA PROVINSI JAWA TENGAH DORONG PENDIRIAN LEMBAGA INKUBATOR BISNIS TEKNOLOGI DI JAWA TENGAH

Teknologi Terkini 2 tahun yang lalu

Bertempat di Lor In Solo Hotel Bappeda Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan kegiatan Workshop Penguatan Lembaga Inkubator Bisnis Teknologi di Jawa Tengah Tahun 2022 yang diikuti oleh sekitar 60 Orang Peserta dari Unsur Bappeda/Litbang dan Lembaga Inkubator Bisnis di Jawa Tengah. Acara dibuka oleh Agung Koenmarjono, SH Kepala Bidang Inovasi dan Teknologi Bappeda Provinsi Jawa Tengah dan menyampaikan bahwa Lembaga inkubator bisnis teknologi berperan sangat penting bagi start up atau perusahaan rintisan. Pada umumnya, perusahaan pemula sangat rentan terhadap kegagalan atau kebangkrutan terutama di fase awal pendirian. Situasi ini sering disebut sebagai periode valley of death (lembah kematian), yaitu periode berhenti beroperasinya start up sebelum mencapai kesuksesan komersial. Maksud dan tujuan diselenggarakannya Workshop ini adalah dalam rangka memperkuat kelembagaan Inkubator, serta meningkatkan kualitas pengelolaan dan pengembangan Inkubator di Jawa Tengah. Dengan Output yang diharapkan dari kegiatan ini yaitu Meningkatnya kualitas manajemen pengelolaan Inkubator, Meningkatnya kualitas pelayanan Inkubasi terhadap tenant, Konektivitas antar Lembaga Inkubator dan antara Pemerintah, Dunia Usaha dan Lembaga Inkubator. Pada kesempatan kali ini hadir secara Virtual sebagai Narasumber yaitu Ir. Siti Azizah, MBA, Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM dengan Materi Paparan Kebijakan dan Program Pengembangan Lembaga Inkubator Bisnis di Indonesia. Narasumber berikutnya yaitu Prof. Dr. Ir. Hadikaria Purwadaria, IPm Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia (AIBI) dengan Materi Paparan Peran dan Program Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia dalam percepatan pengembangan kewirausahaan di Indonesia; dan ditutup dengan paparan oleh Idris, SE, M.Si (Ketua Klinik Kewirausahaan dan Inkubasi Bisnis UNDIP Semarang) dengan Materi Paparan Sharing dan Best Practice Pengelolaan Inkubator Bisnis dan Pendampingan startup. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat dapat memperkuat lembaga inkubator serta dapat meningkatkan kualitas manajemen pengelolaan dan pengembangan Inkubator di Jawa Tengah, sehingga lembaga-lembaga inkubator diharapkan semakin maju dan profesional dalam menjalankan peran dan fungsinya. (NS)

Baca Lanjutan...

Transformasi untuk Masuk Society 5.0, ASN Jateng Didorong Perbanyak Inovasi

Teknologi Terkini 2 tahun yang lalu

SEMARANG – Seluruh aparatur sipil Negara (ASN) di Jawa Tengah didorong untuk memperbanyak inovasi dalam melayani masyarakat. Hal itu sesuai arahan Presiden RI Joko Widodo, dan Ketua Umum Korpri, di mana transformasi ASN merupakan persiapan untuk memasuki era society 5.0 Menurut Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, pesan Ketua Umum Korpri Zudan Arif Fakrullloh sudah jelas yaitu ASN harus adaptif, berubah, dan transformatif. Begitu juga arahan yang ditekankan oleh Presiden Joko Widodo untuk selalu loyal kepada Pancasila, NKRI, dan konstitusi, serta melayani dengan menjaga integritas. Untuk itu, dia mendorong ASN agar terus memperbanyak inovasi dalam melayani masyarakat. “Maka tugas kami melaksanakan itu semua di daerah. Di Jateng, saya terima kasih karena semua itu sudah berjalan. Memang belum sempurna, masih ada capaian yang harus dikejar. Harapannya, Korpri menjadi kekuatan menggerakkan transformasi birokrasi untuk masuk kepada birokrasi digital,” kata Ganjar, seusai mengikuti acara puncak peringatan HUT ke-50 Korpri, yang juga dihadiri oleh Presiden Joko Widodo secara daring, di Gedung Grhadhika Bhakti Praja, Senin (29/11/2021). Ditambahkan, kekuatan untuk bertransformasi itu juga disiapkan untuk menghadapi society 5.0, di mana suasana masyarakat nantinya bisa menyelesaikan persoalan sendiri dengan memanfaatkan teknologi informasi. Peran ASN dalam hal ini adalah menyiapkan sarana untuk percepatan memasuki era tersebut. “Jalannya masih panjang tetapi kemarin kita dipercepat dengan adanya Covid-19. Maka rapat dengan zoom, dengan daring, kerja dari rumah. BKD kami juga menyiapkan daftar hadir elektronik, jadi misal penyuluh isi presensi dari lapangan,” ujarnya. Ganjar juga meminta seluruh ASN tidak perlu takut dengan rencana penggunaan robot untuk pelayanan seperti yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo. Menurut Ganjar, inovasi dari ASN yang sekarang ini dibutuhkan. “Justru inovasi dari kawan ASN ini yang sekarang dibutuhkan. Mereka sendiri mempermudah dengan membuat pekerjaannya digital less. Itu kan setengah robot. Kalau ada yang bisa dikerjakan secara elektronik itu ya bagus, lebih presisi. Memang ada pekerjaan yang membutuhkan sentuhan langsung di lapangan, jadi tidak semuanya,” beber Ganjar. Terkait inovasi itu, Ganjar kembali mengapresiasi seluruh OPD dan ASN di Jawa Tengah. Juga tentang integritas dan keterbukaan yang selama ini sudah berjalan. “Inovasi kita selalu bisa masuk top five. Ini membuat saya bangga. Untuk itu selain terus berinovasi, kita juga harus memperhatikan kesejahteraannya. Misal gaji guru honorer harus UMK dan lainnya. Juga bagaimana gerakan satu OPD satu desa dampingan itu terus dijalankan,” tandasnya. (HJ)

Baca Lanjutan...

Gubernur Jateng Memberikan Penghargaan Pemenang Kreativitas dan Inovasi Masyarakat (Krenova) 2021

Teknologi Terkini 2 tahun yang lalu

SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memberikan penghargaan kepada 14 kabupaten/ kota pemenang Indeks Daya Saing Daerah (IDSD) dan tiga pemenang Kreativitas dan Inovasi Masyarakat (Krenova) 2021. Kreasi dan inovasi tersebut nantinya akan terus dikembangkan menjadi produk yang dapat dikomersilkan. Sebanyak 14 kabupaten/ kota penerima penghargaan IDSD tersebut adalah Kota Surakarta, Kota Semarang, Salatiga, Kota Pekalongan, Wonogiri, Sragen, Kabupaten Semarang, Rembang, Purbalingga, Pati, Kudus, Kendal, Banyumas dan Batang. Sedangkan tiga penerima penghargaan Krenova yakni Soekma Agus Sulistyo, Fatah Syaifur Rochman, dan Teguh Waluyo. Kepala Bidang Inovasi dan Teknologi Bappeda Provinsi Jawa Tengah, Agung Koenmarjono mengatakan, untuk bisa bersaing diperlukan kreativitas dan inovasi. Tidak hanya dari pemerintah atau pemerintah daerah, melainkan juga dari masyarakat. “Alhamdulillah seperti yang disampaikan Bapak Gubernur, sudah ada sekitar 327 inovasi untuk tahun ini di Jawa Tengah. Baik inovasi dari perangkat daerah maupun inovasi dari masyarakat,” ujarnya, seusai acara pemberian penghargaan, di Grhadhika Bhakti Praja, Kamis (25/11/2021). Menurutnya, kreasi dan inovasi tersebut akan terus dikembangkan, dengan berkolaborasi bersama perguruan tinggi, komunitas inovatif, media massa, bahkan dunia usaha. Hal itu agar produk kreasi dan inovasi dapat dilakukan komersialisasi dan hilirisasi. “Dan kreatif inovasi ini terus perlu terus kita kembangkan. Kita tidak hanya dari pemda tetapi juga berkolaborasi dengan perguruan tinggi, komunitas inovatif, bahkan dengan media massa dan dunia usaha juga. Karena nanti untuk menindaklanjuti atau implementasi dari kreativitas inovasi masyarakat, setelah kita jaring itu biar produk mereka bisa dilakukan komersialisasi dan hilirisasi,” paparnya. Sementara Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengutarakan, penghargaan tersebut merupakan bentuk kepedulian pemerintah provinsi terhadap kabupaten/ kota maupun masyarakat, yang telah berhasil melakukan inovasi kreasi. “Ini kita kasih pernghargaan kepada mereka yang berhasil melakukan kreasi inovasi. Sehingga ada daya saing dari kabupaten/kota dan dari masyarakat, yang ternyata temuannya cukup banyak,” tuturnya. Diharapkan, temuan kreasi inovasi tersebut menjadi ruang yang bisa menyelesaikan persoalan yang melibatkan berbagai pihak. “Kenapa perlu kreasi inovasi? Karena menyongsong era 5.0. Itu sebenarnya komunitas itu bisa menyelesaikan sendiri. Memadukan berbagai kekutan, sumberdaya, termasuk teknologi informasi digital untuk menyelesaikan persoalan. Nah, ternyata banyak kabupaten/kota ini yang hebat-hebat. Bahkan tadi ada bagian masyarakat yang terlibat dan hasilnya cukup bagus, dan kita kasih pernghargan pada mereka,” tandasnya. (Wk/Ul)

Baca Lanjutan...

Rintisan Usaha Anak Muda semakin Mengglobal dengan Teknologi

Teknologi Terkini 2 tahun yang lalu

SEMARANG, - Globalisasi yang ditandai dengan hadirnya Masyarakat Ekonomi ASEAN, menuntut kesiapan negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang tergabung dalam organisasi regional untuk menghadapinya. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unika Soegijapranata Dr Octavianus Digdo Hartomo menyatakan, melihat globalisasi ini sebagai peluang yang harus dimanfaatkan. "Untuk melihat kesiapan negara ASEAN dalam menghadapi globalisasi, bagaimana akademisi dengan risetnya, pebisnis dengan strateginya. Bagaimana memanfaatkan digitalisasi untuk enterpreneurship, universitas menjembatani tersebut," kata pria yang akrab disapa Oki itu di sela-sela International Conference On Business and Economics (ICBE), pada Rabu (13/3) di Hotel Noormans Semarang. Menariknya sambung Rektor Unika Soegijapranata Prof Ridwan Sanjaya, sebelum adanya kesepakatan mengenai Masyarakat Ekonomi ASEAN, beberapa perusahaan yang dijalankan oleh anak muda telah mampu melakukan usaha melewati sekat batas negara dan geografis. Perusahaan-perusahaan itu memanfaatkan kemajuan teknologi informasi sebagai platform usahanya sekaligus mengembangkannya di berbagai negara di kawasan regional Asia Tenggara. "Apa yang dilakukan Grab kemudian disusul Gojek, merupakan contoh yang telah dilakukan anak-anak muda, sejalan dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN" tambahnya. ISBE ini merupakan conference tahunan yang diselenggarakan oleh School of Business and Economic Universitas San Carlos Filipina. Unika Soegijapranata mempunyai kerjasama dengan Universitas tersebut dan bagian dari kerjasama tersebut, kali ini penyelenggaraan ISBE di luar Filipina. (SM:PAL)

Baca Lanjutan...

BRIN Konsolidasikan Koleksi Galur dan Strategi Komersialisasi Hasil Riset Sutra Alam

Teknologi Terkini 2 tahun yang lalu

Bogor – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan bekerja sama dengan pihak swasta untuk memperbaiki pengelolaan koleksi galur ulat sutra dan komersialisasi hasil riset dari penelitian ulat sutra. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan BRIN Iman Hidayat saat meninjau Laboratorium Persuteraan Alam BLI di Bogor, Kamis (07/04). “Persuteraan alam memilki potensi besar untuk komersialisasi hasil risetnya, mulai strain atau galurnya, varietas murbey, sampai kompong ulatnya,” ujar Iman. Iman melihat terdapat potensi ekonomi yang dihasilkan dari penelitian sutra ini sangat besar selain produk untuk tekstil, juga berupa produk-produk farmasi dan kosmetik. Oleh sebab itu perbaikan manajemen dan strategi riset dan inovasi sutra, mulai dari pengembangan galur unggul, pengelolaan koleksi galurnya sampai komersialisasi produk-produk turunannya merupakan hal mendasar yang harus dilakukan segera supaya hasil riset dan inovasi sutra dapat lebih berdampak bagi berbagai stakeholder terkait secara nasional. Peneliti Persuteraan Alam Pusat Riset Zoologi Terapan, Lincah Andadari mengatakan selama ini pihaknya hanya fokus pada pelestarian jenis dan hibrid. Sementara hilirisasi sudah melakukan kerjasama dengan berbagai pihak sehingga menghasilkan beberapa produk seperti teh murbei, kain dan benang sutra, masker sutra. Sayangnya, komersialisasi produk-produk ini masih belum dilakukan secara optimal. Saat ini galur murni parent stock yang ada di bank plasma Laboratorium Persutraan Alam saat ini sebanyak 57 galur dan koleksi Murbei ada 34 jenis.Adapun ulat hibrid yang dikomersilkan adalah hibrid BS 09, PS 01, dan SINAR. Sementara yang dibudidayakan masyarakat dan hasilnya bagus yaitu hibrid PS 01. Sementara vatietas tanaman murbei jenis unggul yaitu SULI 01 mampu menghasilkan biomassa 30 % lebih tinggi dari jenis konvensional (Morus cathayana). Saat ini, produksi sutra baru mampu menghasilkan produksi 2 ton/tahun dari total kebutuhan sutra nasional sekitar 300 ton/tahun. Sehingga hal ini menjadi tantangan bagi BRIN dan para stakeholder terkait untuk dapat memenuhi potensi kebutuhan tersebut. Tentunya riset dan inovasi sutra akan memegang peranan kunci di dalam industri persutraan alam nasional ini. (add/fhm)

Baca Lanjutan...

Satelit Indonesia Surya Satellite-1 Siap Mengorbit Tahun Ini

Teknologi Terkini 2 tahun yang lalu

Setelah melalui proses panjang rancang bangun dan pengujian, Surya Satellite-1 (SS-1) akhirnya selesai 100 persen dan siap diluncurkan ke orbit. Peluncuran menuju International Space Station (ISS) dilakukan oleh Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA), pada Q3 atau Q4 tahun 2022. Satelit diluncurkan dengan salah satu dari tiga opsi kargo luar angkasa, yaitu SpaceX Dragon, Cygnus, atau H-II Transfer Vehicle (HTV). SS-1 merupakan satelit nano atau cubesat. Misinya yaitu Automatic Packet Reporting System yang berfungsi sebagai media komunikasi via satelit dalam bentuk teks singkat. Teknologi ini dapat dikembangkan untuk mitigasi bencana, pemantauan jarak jauh, dan komunikasi darurat. “Pelepasan satelit dari ISS ke orbit kurang lebih 1 bulan setelah tiba di ISS,” ujar anggota tim SS-1, Steven, saat dihubungi Humas BRIN, Selasa, (22/03). Proyek SS-1 ini diinisiasi oleh mahasiswa Surya University, yang mendapat asistensi berupa pembinaan dan bimbingan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), melalui Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa, di Pusat Riset Teknologi Satelit. Mereka adalah M. Zulfa Dhiyaulfaq, Suhandinata, Hery Steven Mindarno, Setra Yoman Prahyang, Afiq Herdika Sulistya, dan Roberto Gunawan. Menurut Tim SS-1, saat ini, pihaknya sedang melengkapi safety document report untuk diserahkan kepada pihak peluncur. “Setelah disetujui pihak peluncur, maka satelit bisa diserahterimakan ke JAXA untuk diinspeksi dan diintegrasikan dengan peluncur,” tutur Steven. Tim SS-1 juga telah melakukan Satellite Fit Check Test bersama JAXA dan United Nations Office for Outer Space Affairs (UNOOSA) di Pusat Riset Teknologi Satelit BRIN. Pengujian ini dilakukan untuk memastikan ukuran satelit sesuai dengan ukuran Japanese Experiment Module Small Satellite Orbital Deployer (JSSOD) yang ada di ISS. Selain itu, Satellite Fit Check Test juga berguna untuk memastikan tidak ada interferensi mekanik. “Pengujian berlangsung sekitar 15 menit, dan hasilnya Surya Satellite-1 telah lolos dari pengujian. Setelah ini ada Sharp-Edge Test untuk memastikan tidak ada sisi luar satelit yang tajam dan berpotensi melukai astronaut,” tutur Steven. “SS-1 juga telah lolos berbagai pengujian lainnya seperti Functional Test, Vacuum Test, Thermal Test, Vibration Test, Battery Test, serta Payload and Communication Test,” terangnya. Proyek SS-1 dimulai pada 2016 silam, diawali dengan Workshop Ground Station bersama Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI). Mockup model satelit pun rampung pada tahun 2018 dengan misi komunikasi amatir. Pada kesempatan yang sama, Plt. Kepala Pusat Riset Teknologi Satelit BRIN, Wahyudi Hasbi, mengatakan, pengembangan riset SS-1 ini merupakan kolaborasi berbagai pihak di dalam negeri. Selain dukungan dari ORARI, ada pula keterlibatan pihak swasta seperti PT. Pudak Scientific dan PT. Pasifik Satelit Nusantara. Sementara dari pemerintah melibatkan Kementerian Komunikasi dan Informatika. “Pengembangan satelit ini juga menghasilkan beberapa publikasi internasional, Hak Kekayaan Intelektual (HKI), pemagangan mahasiswa, termasuk penggunaan HKI, hasil dari Pusat Riset Teknologi Satelit BRIN,” pungkasnya. (BRIN-dv/ ed: tnt)

Baca Lanjutan...

BRIDA Jateng sebagai Fasilitator Kolaborasi Startup Berbasis Teknologi

Teknologi Terkini 2 tahun yang lalu

Provinsi Jawa Tengah (Jateng) saat ini sedang melakukan proses pembentukan Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA). BRIDA adalah unit baru di daerah yang menangani riset dan inovasi. Pembentukan BRIDA diinisiasi oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, berbagi pengalaman dalam melahirkan banyak startup baru berbasis teknologi saat pandemi Covid-19. Jateng termasuk yang terdampak hebat dengan meningkatnya angka pengangguran dan banyak perusahaan yang gulung tikar. Menyikapi permasalahan tersebut, orang nomor 1 di Jateng ini mengaku melakukan riset kecil-kecilan, dengan terjun langsung ke lapangan. “Pada saat itu, banyak perusahaan yang bangkrut, orang tidak bisa kerja, sehingga terjadi kepanikan dalam menghadapi pandemi,” ungkap Ganjar, dalam Talkshow Pembentukan BRIDA, di Kantor BRIN, Jakarta, Rabu (20/04). Pihaknya lantas memfasilitasi mereka yang terdampak, terutama generasi-generasi muda untuk segera beralih ke ekonomi digital, dengan konsep yang disebut dengan Hetero Space. “Kami buat semacam festival dan webinar yang mengumpulkan anak-anak muda, untuk berkumpul dan berdiskusi. Dari sini terjadi kolaborasi. Kami fasilitasi dengan mengundang narasumber dari marketplace yang sudah unicorn,” terangnya. Dari situ, lanjut Ganjar, muncul kreasi dan inovasi di tengah masyarakat, dengan banyaknya sociopreneur dan entrepreneur muda baru. “Misalnya di Pati, muncul inovasi bioreaktor kapal selam, yaitu alat yang memproses sampah menjadi pupuk, menghasilkan biogas, dan dipraktikkan di tanah-tanah tandus. Diinstal dengan skala-skala kecil. Inovasi itu justru muncul di tengah masyarakat, di luar pemerintah,” bebernya. Dari komunitas Hetero Space tersebut, Ganjar menceritakan pihaknya menggelar kompetisi yang diikuti oleh sekiar 600 tim pada tahun 2021 lalu, dan pada tahun ini berkembang menjadi 1600 tim lebih se-Indonesia. “Saya haqqul yaqin dengan pembentukan BRIDA, kita tinggal fasilitasi mereka, kita nggak perlu repot-repot ngerjain sendiri. Kita partnering saja,” ucapnya. Dalam riset dan inovasi, saat ini pihaknya telah bekerja sama dengan 39 perguruan tinggi, 5 industri dan 71 dunia usaha. “Ekosistem inovasi ini kita bangun dengan mereka dan ilmunya dari mereka untuk mereka, kita tinggal fasilitasi, pungkasnya (BRIN)

Baca Lanjutan...

Drone Penebar Benih Padi Dan Penebar Pupuk Granul Buatan BPP Mektan

Teknologi Terkini 1 tahun yang lalu

Drone adalah pesawat tanpa awak yang dikendalikan dari jarak jauh dengan menggunakan komputer atau remote cotrol, yang bisa digunakan untuk membawa muatan. Penggunaan drone khususnya untuk pertanian saat ini sangat dibutuhkan karena dianggap lebih efektif dan efisien, sangat baik untuk menghemat waktu, tenaga dan biaya. Selain pengembangan drone sprayer Baadan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui unit kerja Balai Besar pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan) juga telah mengembangkan drone untuk sebar benih padi dan penebar pupuk granule. Drone untuk tanam sebar benih padi ini adalah modifikasi dari drone penyemprot pestisida. Modifikasi dilakukan dengan cara mengganti penampung benih padi (hopper) dan memasang mengatur pengeluaran benih padi (seed metering devices). Drone ini mempunyai kapasitas muat sekitar 15 kg benih padi, kecepatan tanam 2-3 km/jam dengan ketinggian 1,5-2 m dari permukaan tanah, lebar kerja 4 meter, kapasitas kerja 0,8-1 ha/jam (1,00-1,25 jam/ha). Jumlah benih rata-rata 144 butir/m2, sementara dari perhitungan, kecepatan padi yang ditebar dari drone adalah 6,3 m/det (21,6 km/jam). Mengoperasikan drone penebar benih padi ini terbilang sederhana. Operator hanya memasukan data program ke remote control. Tangki benih padi atau hopper diisi terlebih dahulu. Dari Kapasitas 15 kg tangki harus diisi 80% bagian saja atau 12 kg dengan bukaan sebesar 70%. Hal ini bertujuan untuk menghindari keluarnya benih padi terhambat akibat mampat atau tersumbat. Drone bergerak mengikuti titik batas operasional sesuai arahan sistem pemosisi global (GPS), selanjutnya drone akan kembali ke posisi awal ketika indikator baterai menunjukkan sisa baterai 20%. Artinya baterai harus diganti dengan yang terisi penuh, drone pun kembali menuju titik terakhir persebaran benih. Benih untuk penggunaan drone tidak boleh sembarangan, benih harus dalam kondisi bersih dari debu dan akan lebih baik benih padi dalam kondisi terlapisi (coated seed). Lahan yang akan ditanami juga harus dalam keadaan siap tanam. Artinya bila pertanaman di lakukan di lahan kering, irigasi swah sudah harus tersedia terlebih dahulu. Perlu ditegaskan pula bahwa, irigasi tidak sama dengan penggenangan. Penggenangan lahan sangat dihindari karena dapat menyebabkan lahan berbeda tinggi. Dampaknya benih terkumpul di bagian yang lebih rendah. Olah tanah sawah atau pembajakan juga wajib dilakukan agar benih memiliki media tanam yang baik. Pertimbangan kondisi cuaca tidak boleh luput sebelum mengaplikasikan drone penebar benih. Pasalnya drone belum dapat dioperasikan dalam kondisi hujan dan berangin kencang. Kecepatan angin yang berlebih sangat berpengaruh terhadap kestabilan terbang drone dan ketepatan penebaran benih padi di sawah. Drone untuk penebar pupuk granuler, sama dengan drone penebar benih padi, adalah hasil modifikasi drone penyemprot pestisida menjadi drone sebagai penebar pupuk granuler. Modifikasi dilakukan dengan cara mengganti penampung benih padi (hopper) dan memasang serta mengatur pengeluaran pupuk granuler (fertilizer metering devices). Drone penebar pupuk granuler ini dirancang dengan kapasitas muat 15 kg pupuk granuler (tergantung jenis pupuk), kecepatan tanam 2-3 km/jam dengan ketinggian 1,5-2,0 m dari permukaan tanah, lebar kerja 4 meter, kapasitas kerja 0,8-1 ha/jam (1,00-1,25 jam/ha). Dengan penerapan teknologi ini akan lebih efisien dalam bertani. Jika dihitung akan ada efisiensi harga hingga 40%. Karena, dalam 1 ha pemupukan dengan pemakaian drone hanya membutuhkan biaya Rp1,4 juta. Sedangkan cara konvensional membutuhkan dana hingga lebih dari Rp2 juta. Untuk diketahui, drone penebar benih padi ini mampu menanam sepuluh kali lebih cepat dibanding manusia. Selain itu, biaya yang dikeluarkan juga lebih hemat hingga setengahnya jika menggunakan drone. (W-BBPMP)

Baca Lanjutan...

Sistem Informasi Kerekayasaan untuk Peningkatan Inovasi dan Teknologi di Jawa Tengah

Teknologi Terkini 1 tahun yang lalu

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga panduan Sireka, video profil Sireka dan buku dengan judul “Sistem Informasi Kerekayasaan untuk Pengembangan Inovasi dan Teknologi di Jawa Tengah”, Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Tengah dapat diselesaikan dengan baik. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan buku ini. Upaya meningkatkan iklim inovasi dan perekayasaan teknologi dalam melayani kebutuhan teknologi masyarakat menjadi tuntutan yang harus segera direspon. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah menginisiasi dan memfasilitasi berbagai kegiatan yang berkaitan dengan inovasi dan perekayasaan teknologi melalui program kreativitas inovasi masyarakat, perekayasaan, Business Technology Centre maupun kegiatan penerapan dan pelayanan teknologi lainnya. Meskipun berbagai kegiatan telah dilakukan, upaya untuk mengakselerasi terciptanya kemandirian dan kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan inovasi dan perekayasaan teknologi perlu ditingkatkan. Salah satu unsur yang perlu ditingkatkan adalah akses dan pelayanan informasi digital terkait inovasi dan perekayasaan teknologi. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan mengintegrasikan beberapa sektor, diantaranya melalui pelibatan perguruan tinggi dan praktisi dalam forum kerekayasaan serta intermediasi teknologi yang tersaji dalam layanan sistem informasi. Oleh sebab itu, dibutuhkan suatu platform digital yang terintegrasi dalam menyajikan data informasi kerekayasaan, forum diskusi kereyasaan, input permasalahan kebutuhan teknologi masyarakat maupun rujukan berbagai alat-alat hasil kerekayasaan. Kerjasama berbagai sektor yang terintegrasi akan mewujudkan kesejahteraan dan pemberdayaan untuk peningkatan produktivitas dan perekonomian masyarakat. Aplikasi Sireka merupakan platform digital yang diharapkan dapat meningkatkan iklim perekayasaan inovasi teknologi di Jawa Tengah, sistem ini memiliki berbagai fitur untuk menampilkan hasil implementasi hasil kerekayasaan, rujukan kebutuhan teknologi masyarakat, forum kerekayasaan, dan informasi terkait Fungsional Perekayasa yang dapat diakses dalam perangkat web browser dan mobile android. Kami telah berusaha memberikan karya terbaik, namun demikian karena perkembangan teknologi sangat dinamis maka sangat dimungkinkan adanya penyesuaian dan peningkatan lanjutan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan, semoga buku ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Baca Lanjutan...

BRIN Fasilitasi Pelatihan dan Konsultasi Kemasan kepada UMKM Purbalingga

Teknologi Terkini 1 tahun yang lalu

Anggota Komisi VII DPR RI, H. Rofik Hananto berharap kepada para periset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk menciptakan inovasi guna meningkatkan nilai jual produk pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Hal ini disampaikan H. Rofik pada Bimbingan Teknis Pengemasan Produk UMKM di Ballroom Hotel Braling, Kabupaten Purbalingga, Jumat (10/06). H. Rofik mengungkapkan, salah satu faktor yang dapat meningkatkan nilai jual produk UMKM adalah packaging atau kemasan. Dengan kemajuan teknologi pengemasan saat ini, kemasan tidak hanya berfungsi membuat produk bertahan lebih lama, namun juga mampu membuat tampilan lebih menarik. “Ini yang saya harapkan dapat diajarkan oleh para periset dari BRIN kepada para pelaku UMKM di Purbalingga, sehingga mampu meningkatkan nilai jual produk. Saya melihat banyak produk berkualitas yang bapak-ibu bawa ke bimbingan teknis ini. Dengan pengemasan yang modern dan menarik, saya yakin apabila dijual di Jakarta dan marketplace, harganya bisa naik tiga hingga lima kali lipat,” ungkapnya H. Rofik. Direktur Pemanfaatan Riset dan Inovasi Pada Kementerian/Lembaga, Masyarakat, dan UMKM BRIN Dadan Nugraha mengatakan, BRIN siap mendukung penuh kegiatan peningkatan ekonomi di masyarakat melalui hasil riset dan inovasi teknologi. BRIN ujar Dadan membuka lebar pintu kerjasama dengan berbagai pihak, tidak hanya antar lembaga atau perguruan tinggi, bahkan masyarakat luas pun dapat menggunakan fasilitas riset yang ada di BRIN. “BRIN juga baru saja menyelesaikan Fasilitas Riset Pangan di Gunung Kidul, Yogyakarta. Yang diresmikan langsung oleh Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin pada April lalu. Lab ini akan ditujukan sebagai rujukan riset halal di Indonesia. Tentunya, fasilitas ini juga bisa digunakan oleh pelaku UMKM di Purbalingga untuk mengetahui apakah ada indikasi kandungan bahan yang tidak halal dalam produknya,” terang Dadan. Dadan mengatakan BRIN saat ini memiliki program Rumah Kemasan yang bisa bekerjasama baik dengan pemerintah daerah maupun swasta. Rumah ini memiliki konsep sebagai sentra pengemasan yang mampu mengakomodir kebutuhan kemasan UMKM pada daerah tertentu. “Konsep sentra pengemasan yang digunakan bersama akan lebih efisien dari segi modal dan perawatan dibandingkan setiap UMKM harus memiliki teknologi pengemasannya sendiri-sendiri,” jelasnya. Dirinya berharap, BRIN dapat membangun Rumah Kemasan di kawasan Purbalingga, setelah sebelumnya telah membangun di daerah Yogyakarta sebagai program percontohan. Sebagai informasi bimbingan teknis ini dihadiri oleh 100 pelaku usaha makanan dan minuman di Kabupaten Purbalingga. Peserta diberikan materi pelatihan dan konsultasi kemasan oleh Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan BRIN Dr. Asep Nurhikmat dan tim. Dr. Asep pun membawa sebagian produk UMKM Purbalingga untuk dikemas ulang sehingga bisa memperpanjang masa kadaluarsa, bahkan dirinya mengklaim dengan teknologi sterilisasi dan pengalengan, suatu produk bisa bertahan hingga 2 tahun tanpa bahan pengawet. “Produk UMKM Purbalingga ini banyak yang bagus dan enak, tugas kita bersama untuk meningkatkan nilai jualnya melalui tampilan kemasan yang lebih modern dan memperpanjang masa kadaluarsanya, sehingga bisa dikirim antar pulau, bahkan masuk pasar ekspor,” pungkasnya. (BRIN/sas)

Baca Lanjutan...